KENDALA DAN UPAYA PENGEMBANGAN INDUSTRI BATIK DI SURAKARTA MENUJU STANDARDISASI

Achmad Sani Alhusain
| Abstract views: 1158 | views: 5076

Abstract

Gencarnya produk batik impor yang masuk ke Indonesia merupakan tantangan bagi industri Batik Surakarta untuk dapat bersaing. Dalam hal ini standardisasi merupakan salah satu strategi untuk dapat meningkatkan kualitas dan daya saing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaku usaha di Surakarta menjaga kualitas produk batik dan mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk mendorong pelaku usaha agar dapat memenuhi standar sehingga dapat meningkatkan daya saing batik Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan melalui wawancara mendalam dengan pemerintah daerah dan pelaku usaha industri. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar pelaku usaha Batik Surakarta berusaha sendiri untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk batiknya. Pelaku usaha Batik Surakarta khususnya industri kecil dan menengah menghadapi kendala untuk memenuhi standar kualitas nasional (SNI) terutama memenuhi persyaratan izin usaha dan biaya untuk memperoleh SNI. Sangat disayangkan bahwa sampai saat ini pemerintah, khususnya pemerintah daerah, masih belum memiliki infrastruktur yang cukup terutama laboratorium pengujian untuk memverifikasi pengajuan SNI sukarela. Pemerintah Kota Surakarta telah berusaha meningkatkan kualitas produk unggulan daerahnya agar dapat memenuhi SNI melalui program peningkatan kapasitas industri dan sumber daya manusia.

Keywords

batik; standar kualitas; daya saing; pemerintah daerah

Full Text:

Untitled

References

Buku:

Badan Standardisasi Nasional. (2011). Rencana strategis badan standardisasi nasional tahun 2010-2014. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional

Bungin, M. B. (2007). Penelitian kualitatif: Komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Porter, M. E. (1990). The competitive advantage of nations. New York: Free Press. Jurnal.

Dimyati, M. (2012). Model struktural pengaruh atribut produk terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan produk ponds. Jurnal Aplikasi Manajemen, 10 (1), 107-118.

Giese, J. L and Cote, J. A. (2002). Defining customer satisfaction. Academy of Marketing Science Review, 2000(1), 1-24.

Nurhayati dan Murti, W. W. (2012). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang masyarakat terhadap produk handphone. Value Added, 8(2), 47-62.

Tummala, V. M. R. and Tang, C. L. (1996). Strategic quality management, Malcolm Baldrige and European Quality Awards and ISO 9000 Certification: Core conceptand comparative analysis. International Journal of Quality and Reliability Management, 13(4), 8-38.

Makalah:

Garvin, D. A. (1984). What does ”product quality” really mean?. MIT Sloan Business Review.

Hidayat, A. K. (2014). Standar kualitas dan daya saing produk unggulan. Disampaikan dalam focus group discussion di Kampus Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.

Handayani, I. G. A. Ketut R. (2014). Pentingnya standardisasi

untuk memperkuat daya saing. Disampaikan dalam focus group discussion di kampus universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Safari, A. (2011). Standardisasi mutu produk untuk meningkatkan daya saing di pasar global: Studi kasus produk agribisnis. Presentasi yang disampaikan dalam CEO Forum di Bogor, 12 April 2011.

Sumber Digital:

Eva, Rin, dan Kap. (2013). Standar dan mutu produk, tingkatkan daya saing. Diperoleh tanggal 1 April 2014, dari http://www.politikindonesia.com/index.php?k=politik& =49101-StandardanMutuProduk,TingkatkanDayaSaing.

Febrianto, V. (2013). BSN ingatkan pentingnya standar mutu produk. Diperoleh tanggal 1 April 2014, dari http://www.antaranews.com/berita/400389/bsn-ingatkan-pentingnyastandar-mutu-produk.

Humas Ristek. (2011). Iptek voice: pentingnya standardisasi mutu produk. Diperoleh tanggal 2 April 2014, dari http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/9537.

Hakim, L. (2013). IKM perhatikan standar produksi. Diperoleh tanggal 2 April 2014, dari http://www.antaranews.com/berita/400730/ikm-perluperhatikan-standar-produksi.

Kaban, J. (2014). Meningkatkan daya saing UKM jelang pasar bebas 2015. Diperoleh tanggal 15 November 2014, dari http://bisnisukm.com/meningkatkan-daya-saing-ukm-jelang-pasarbebas-2015.html.

Nugrayasa, O. (2014). Ketika produk impor membanjiri pasar Indonesia. Diperoleh tanggal 9 April 2014, dari http://setkab.go.id/artikel-11655-.html.

Oke, A. (2013). Hari batik nasional di Indonesia, keuntungannya di negara lain. Diperoleh tanggal 25 September 2015, dari http://www.kompasiana.com/amirsyahoke/hari-batiknasional-di-indonesia-keuntungannya-dinegara-lain_552e57796ea8340f4d8b4577.

Primadhyta, S. (2015). Menteri Gobel bakal larang impor batik. Diperoleh tanggal 15 Juni 2014, dari http://www.cnnindonesia.com/ekonomi20150411153228-78-45910/menterigobel-bakal-larang-impor-batik/.

Syukro, R. (2013). Ini 9 industri unggulan dan 7 yang jadi ancaman jelang AEC. Diperoleh tanggal 15 Juni 2014, dari http://www.beritasatu.com/ekonomi/121785-ini-9-industri-unggulan-dan-7-yang-jadi-ancaman-jelang-aec.html.

Peraturan:

Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.