INTERFAITH DIALOGUE SOFT POWER DIPLOMASI INDONESIA DALAM ISU ROHINGYA

Adirini Pujayanti
| Abstract views: 0 | views: 0

Abstract

Indonesia yang rukun dalam keberagaman suku dan agama kerap menjadi negara contoh bagaimana sebuah negara membangun toleransi dan harmoni. Banyak negara ingin belajar dari Indonesia. Hal ini menjadi aset soft power diplomasi dan berpengaruh positif pada posisi Indonesia dalam forum-forum internasional. Dengan aset tersebut Indonesia berupaya turut berperan membantu menciptakan solusi damai pada masalah konflik di dunia, diantaranya berupaya membantu menyelesaikan konflik Rohingya dan membangun perdamaian di Myanmar. Tulisan ini bertujuan melihat efektifitas diplomasi soft power interfaith dialogue dalam isu Rohingya di Myanmar. Penelitian ini akan membantu DPR dalam melakukan pengawasan kinerja Pemerintah di bidang politik luar negeri, khususnya dalam membangun diplomasi soft power interfaith dialogue. Merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teori soft power dari Joseph Nye. Penelitian lapangan dilakukan di Surabaya (Jawa Timur) dan Kupang, Alor (NTT) tahun 2017. Penelitian ini menunjukkan bahwa diplomasi soft power melalui interfaith dialogue tidak mudah diterapkan untuk membantu perdamaian dan kehidupan harmonis antar etnis dan umat beragama di Myanmar karena kurang adanya political will pemerintah Myanmar dalam membangun interfaith dialogue diantara rakyat Myanmar. Indonesia harus mencari solusi lain untuk mencari solusi isu Rohingya di Myanmar. Diantaranya dengan membangun kerjasama internasional dengan pihak dan negara-negara yang berkepentingan dengan isu Rohingya.

 

Abstract
Indonesia, has harmony amid its ethnic diversity and different religion, becomes an example on how a country builds tolerance and harmony. Therefore many countries want to learn from Indonesia. This create soft power diplomacy asset and has a positive influence in Indonesia's position in international arena. With these assets, Indonesia seeks to play a role in helping create a peaceful solution to conflicts in the world, including helping resolve the Rohingya conflict and build peace in Myanmar. This article aims to see the effectiveness of soft power diplomacy through interfaith dialogue on the Rohingya issue in Myanmar. This research will help DPR in supervising the Government's efforts in foreign politics, especially in building soft power through interfaith dialogue diplomacy. This qualitative research using the theory of soft power from Joseph Nye. Field research was carried out in Surabaya (East Java) and Kupang, Alor (NTT) in 2017. This research reveals that soft power diplomacy through interfaith dialogue is not easy to implement to help harmonize inter-ethnic and religious life in Myanmar due to lack of political will the Myanmar government has in building interfaith dialogue among Myanmarese. Indonesia thus must seek other solutions to find solutions to the Rohingya issue in Myanmar. For examples by building international cooperation with parties and countries with an interest in the Rohingya issue.

Keywords

diplomasi damai; interfaith dialogue; Rohingya; soft power; Myanmar

Full Text:

PDF

References

Buku

Anwar, Dewi Fortuna. (2010). The Impact Of Domestic And Asian Regional Changes On Indonesian Foreign Policy, Singapore: Southeast Asian Affairs.

Balmer, Brice H. (2006). Meeting our Multifaith Neighbors, Waterloo: Herald Press.

Barston, R.P. (2014). Modern Diplomacy, Fourth Edition, New York: Routledge.

Bryant, Darrol and Frank Flinn Cousins,(ed.). (1989). In Interreligious Dialogue: Voices from a New Frontier. New York: Paragon House.

Call, Charles T, de Coning, Cedric (Eds.). (2017). Rising Powers and Peacebuilding, London; Palgrave Macmillan.

Fan, Yin. (2008). Soft Power: Power Of Attraction Or Confusion?, London: Palgrave Macmillan.

Hamengku Buwono X. (2007). Merajut Kembali Keindonesiaan Kita, Jakarta; PT. Gramedia.

Hayat, Bahrul. (2012). Mengelola Kemajemukan Umat Beragama, Jakarta: PT. Saadah Cipta Mandiri.

Jemadu, Aleksius,(2008) Politik Global dalam Teori dan Praktik, Bandung; Graha Ilmu

Munajat (Penyunting). (2016). Perlindungan Terhadap Umat Beragama: Toleransi Dalam Masyarakat Majemuk, Jakarta: Pusat Penelitian BKD DPR

dan Dian Rakyat.

Nye, Joseph S. (2004). Soft Power: The Means to Success in World Politics, 1st ed., New York: Public Affairs.

Samovar, Larry A. dkk. (2010). Komunikasi Lintas Budaya, terjemahan Indri Margaretha Sidabalok, Singapora; Cengage Learning Asia.

Trunkos, Judit. (2013). What is Soft Power Capability and How Does it Impact Foreign Policy, Carolina: University of South Carolina.

Jurnal

Callahan, Mary P. (2018). MYANMAR IN 2017: Crises of Ethnic Pluralism Set Transitions Back. Southeast Asian Affairs, pp. 243-263.

Fang, Yin. (2006). Banding the nation: what is being branded?, Journal of Vacation Marketing, Vol. 12:1.

Hongwei, Fan. (2012). ASEAN’s Constructive Engagement Policy Toward Myanmar, China International Studies.

Mandour, Tayseir M. (2010). Islam and Religious Freedom: Role of Interfaith Dialogue in Promoting Global Peace, Brigham: Yong University Law Review.

Mohamed, Abdulfatah Said; Ofteringer, Ronald. (2015). Rahmatan lil-'alamin (A mercy to all creation): Islamic voices in the debate on humanitarian

principles International Review of the Red Cross; Cambridge Vol. 97, Iss. 897-898, (Jun 2015): pp. 371-394. DOI: 10. 1017/S1816383115000697

Mugobo, Virimai V dan Ukpere, Wilfred I. (2011). Is Country branding a panacea or poison?., African Journal of Business Management, Victoria Island 5.20, hlm. 8248-8255.

Napier, Jonathan. (2011). Interfaith Dialog Interfaith Dialogue Theory and Native/Non-Native Relations, Illumine, Vol 10, No 1. Centre for Studies in Religion and Society University of Victoria.

Weber, Katja; Stanford, Allison. (2017). Myanmar: Promoting Reconciliation between the Rohingya Muslims and Buddhists of Rakhine State, Social Justice; San Francisco Vol. 44, Iss. 4, (2017): 55-82,167.

Internet

Beechoct, Hannah. (2017). Across Myanmar, Denial of Ethnic Cleansing and Loathing of Rohingya, (online), (https://www.Nytimes.com/2017/10/24/world/asia/myanmar-rohingya-ethniccleansing.html? module=Arrows Nav&contentCollection=Asia%20Pacific&action=keypress&region=FixedLeft&pgtype=article, diakses 12 Februari 2018).

Dialog Lintas Agama Indonesia – Myanmar Peran Pemimpin Agama Dalam Mempromosikan Toleransi dan Harmoni, Tabloid Diplomasi, Mei 2017, (online), (http://www.tabloiddiplomasi.org/index .php/ 2017/07 /12/ dialog-lintasagama-indonesia-myanmar-peran-pemimpinagama-dalam-mempromosikan-toleransi-danharmoni/diakses 13 Februari 2018).

Diplomasi Kemanusiaan Indonesia Kedepankan Sinergi Seluruh Elemen Pemerintah dan Masyarakat, 10 Februari 2018, (online), (https://www.

kemlu.go.id/id/berita/berita-perwakilan/Pages/Diplomasi-Kemanusiaan-Indonesia-Kedepankan-Sinergi-Seluruh-Elemen--Pemerintah-dan-Masyarakat-.aspx, diakses 15 Februari 2018).

Guest, A. (2016). Who are the Rohingya refugees?, (online), (https://www.amnesty.org.au/whoare-the-rohingya-refugees/ diakses: 4 January 2017).

Indonesia Mulai Bangun Rumah Sakit di Rakhine, Myanmar, (online), (https:// nasional.kompas.com/read/2017/11/20/15285611/indonesia-mulai-bangun-rumah-sakit-di-rakhinemyanmar/diakses 14 Desember 2018)

Komitmen Bantu Myanmar, Menlu Luncurkan Program Bantuan Kemanusiaan, 31 Agustus 2017, (online),(https://www.kemlu.go.id/id/berita/berita-perwakilan/Pages/Komitmen-Bantu-Myanmar,-Menlu-Luncurkan-Program-Bantuan-Kemanusiaan. Aspx, diakses 31 Agustus 2017)

Menlu RI: Perdamaian Bukan Hadiah, 30 November 2017, (online), (http://internasional.metrotvnews.com//VNnJlAjN-menlu-riperdamaian-

bukan-hadiah, diakses 27 Februari 2018).

Pelayanan ke Semua Agama Baik, Purwakarta Diganjar Harmoni Award”, 26 Februari, 2017. Pikiran Rakyat, (online), (http://www.pikiranrakyat.com/jawabarat/2017/02/26/pelayanan-ke-semua-agama-baik-purwakarta-diganjarharmoni-award-394618, diakses 26 Februari 2017)

Pengacara Muslim Myanmar Dibunuh karena Agama?, 30 Januari 2017, (online), (https://dunia.tempo. co/read/841005/pengacara-muslimmyanmar-

dibunuh-karena-agama, diakses 21 Februari 2018)

Pertemuan antara Presiden Republik Indonesia dengan Presiden Dewan Eropa, 19 November 2014, (online), (http://indonesianconsulate.ae/

indonesia /2014/ 11/20/ pertemuan-antarapresiden-republik-indonesia-denganpresiden-dewan-eropa/ diakses 15 Maret 2017).

Rencana Strategis Tahun 2015—2019 Kementerian Luar Negeri, (online), (https://www. kemlu.go. id/ AKIP/Rencana% 20Strategis % 20 Kemlu

% 202015-2019.pdf diakses 14 Februari 2018).

Soft Power Indonesia dalam Pembangunan Asia, 17 Januari 2011, (online),

(https://news.detik.com/berita/1548031/soft-power-indonesia-dalampembangunan-asia?nd991103605=, diakses 10 Oktober 2017).

Tragedi Kemanusiaan atas Etnik Rohingya, (online), (https://article.wn. com/ view/2017/09/11/Tragedi_Kemanusiaan _atas_Etnik_ Rohingya/ diakses 19 September 2017)

Majalah

Basnur, Albusyra. (2014). Diplomasi Mengelola Keragaman Dan Mempromosikan Toleransi, Tabloid Diplomasi, edisi Desember.

Koran

Kebinekaan Jadi Modal Indonesia bagi Dunia, Kompas, 22 Maret 2017.

Indonesia berkontribusi dalam Perdamaian Dunia, Media Indonesia, 15 Februari 2018.

Isu Krusial Agama Dibahas, Kompas 9 Februari 2018.

Nara sumber Wawancara

Thamhid Masyudi, sekertaris pengurus wilayah Muhammadiyah Jatim.

Moh.Ersyad. M.HI Kasi Produk Halal, Pembinaan Syariah dan sistem Informasi Urusan Agama Islam Kanwil Agama Jawa Timur

M. Marhaban (kepala Dinas Agama Kabupaten Alor)

Yohanes B. Seja (Kasubag Informasi dan Humas Kanwil Agama NTT)

Sapto Wibowo, Bidang Integrasi Bangsa Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur

Baiq Wardhani (Kepala Program Studi S2 Hubungan Internasional Universitas Airlangga)

Dr. Rubaidi, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur

A.Fathoni Ketua Prodi HI dan Zaki Ismail Sekretaris Prodi HI UIN Sunan Ampel Surabaya.

Copyright (c) 2021 Kajian
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.