Pengaruh Variabel Moneter dan Ketidakpastian Inflasi terhadap Inflasi pada ASEAN 4 Periode 1998:Q1 – 2015:Q4

Anisya Nurjannah, Agustinus Suryantoro, Malik Cahyadin
| Abstract views: 899 | views: 672

Abstract

Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas antara inflasi dan ketidakpastian inflasi, serta pengaruh variabel moneter yaitu (jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga) terhadap inflasi di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Penelitian ini menggunakan tiga metode analisis, yaitu analisis time series, Uji kausalitas Granger, dan data panel. Analisis time series dilakukan untuk mengestimasi ketidakpastian inflasi pada masing-masing negara, yaitu: Indonesia dengan metode ARMA(2,2), Filipina dengan metode AR(1), Malaysia dengan metode AR(2)–EGARCH(1,2), dan Thailand dengan metode ARMA(1,(1)(3))-TARCH(2). Sementara itu, analisis data panel digunakan untuk menganalisis pengaruh ketidakpastian inflasi dan variabel moneter terhadap inflasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kasus Indonesia dan Thailand terdapat hubungan kausalitas satu arah antara inflasi dengan ketidakpastian inflasi. Sementara itu, hasil uji kausalitas di Filipina dan Malaysia menunjukkan terdapat hubungan kausalitas dua arah antara inflasi dan ketidakpastian inflasi. Estimasi data panel menunjukkan bahwa ketidakpastian inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap inflasi, jumlah uang beredar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi, sedangkan tingkat suku bunga deposito berhubungan positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Saran dalam penelitian ini, yaitu Bank Indonesia sebagai otoritas moneter diharapkan tetap fokus untuk mencapai tingkat inflasi rendah dan stabil untuk menekan ketidakpastian inflasi. Selain itu, pemerintah pusat sebaiknya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan jumlah uang kuasi dan mengurangi jumlah uang kartal untuk menekan tingkat inflasi.

Keywords

inflasi; ketidakpastian inflasi; variabel moneter; uji kausalitas Granger; data panel

Full Text:

PDF

References

Buku:

__________. (2013). Dasar-dasar ekonometrika (Edisi 5), Jilid I. (Eugenia Mardanugraha, Sita Wardhani, dan Carlos Mangunsong, Terjemahan). Jakarta: Salemba Empat.

Ajija, S.R., D.W. Sari, R.H. Setianto, dan M.R. Primanti. (2011). Cara cerdas menguasai eviews. Jakarta: Salemba Empat.

Boediono. (2013). Ekonomi moneter (Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.5). Yogyakarta: BPFE.

Case, K. E., dan R.C. Fair. (2006). Prinsip-prinsip ekonomi Jilid 2 (Edisi 8). Jakarta: Erlangga.

Gilarso, T. (2008). Pengantar ilmu ekonomi makro (Edisi Revisi). Yogyakarta: Kanisius.

Goeltom, S.W. (2012). Koordinasi kebijakan moneter dan fiskal: Tantangan dan strategi pemeliharaan stabilitas makro dan pertumbuhan ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dalam Adiningsih,S.(Ed.). Koordinasi dan interaksi kebijakan fiskal-moneter: Tantangan ke depan (hlm. 43-82). Yogyakarta: Kanisius.

Gujarati, D.N., dan D.C. Porter. (2012). Dasar-dasar ekonometrika (Edisi 5), Jilid II. (Eugenia Mardanugraha, Sita Wardhani, dan Carlos Mangunsong, Terjemahan) Jakarta: Salemba Empat.

Mankiw, G.N. (2006). Pengantar ekonomi makro (Edisi 3). (Chriswan Sungkono, Terjemahan). Salemba Empat: Jakarta.

Rosadi, Dedi. (2012). Ekonometrika dan analisis runtut waktu terapan dengan Eviews. Yogyakarta:ANDI. Widarjono, Agus. (2013). Ekonometrika pengantar dan aplikasinya disertai panduan Eviews.Edisi 4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Jurnal:

Fathurahman, M. (2009). Pemilihan model regresi terbaik menggunakan metode Akaike’s information criterion dan Schwarz information criterion. Jurnal Informatika Mulawarman, Vol. 4, No. 3, pp. 37-41.

Fountas, Stilianos. (2010). Inflation, inflation uncertainty and growth: Are they related?. Economic Modelling, Vol 27, pp. 896-899.

Jiranyakul, K. dan T.P. Opiela. (2010). Inflation and inflation uncertainty in The ASEAN-5 economies. Journal of Asian Economics. Vol. 21, pp. 105-112.

Mitchell, D.W. (1981). Determinants of inflation uncertainty. Eastern Economic Journal, Vol. VII (April 1981), No. 2, pp. 111-117.

Mohanty, D. & John, J. (2015) Determinants of inflation in India. Journal of Asian Economics, Vol. 36, pp. 86-96.

Nasr, A.B., M.Balcilar, A.N. Ajmi, G.C. Aye, R. Gupta, & R.V. Eyden. (2015). Causality between inflation and inflation uncertainty in South Africa: Evidence from a Markov-switching vector autoregressive model. Emerging Markets Review Vol. 24 (2015), pp. 46-68.

Nguyen, V. B. (2015). Effect of fiscal deficit and money m2 supply on inflation: Evidence from selected economies of Asia. Journal of Economics, Finance and Administrative Science Vol. 20 (2015), pp. 49-53.

Nugroho, P.W., dan M.U. Basuki. (2012). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di Indonesia Periode 2000.1-2014.4. Diponegoro Journal of Economics Vol. 1, No. 1, hlm. 1-8.

Thornton, J. (2007). The relationship between inflation and inflation uncertainty in emerging market economies. Southern Economic Journal. Vol. 73, No. 4, pp. 858-870.

Utami, A.T., dan D. Soebagiyo. (2013). Penentu inflasi di Indonesia; Jumlah uang beredar, nilai tukar, ataukah cadangan devisa?. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol. 14 (Oktober 2013) No. 2, pp. 144-152.

Sumber Lain:

Harin, A. (2006). Economic uncertainty priciple?. Diperoleh pada 16 Juli 2016, dari https://halshs.archives-ouvertes.fr/halshs-00090791/document

Maryati. (2010). Pengaruh faktor-faktor moneter terhadap inflasi di Indonesia. Skripsi pada Universitas Negeri Semarang. Semarang: tidak diterbitkan. Diperoleh pada 16 Agustus 2016, dari http://lib.unnes.ac.id/2835/1/6424.pdf

Masyhuri, A.K., P.R. Widodo, dan G.S. Rokhimah. (2008). Penerapan kebijakan moneter dalam kerangka inflation targeting di Indonesia. Seri Kebanksentralan No. 21. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia: Jakarta. Diperoleh pada 7 September 2016, dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/bi-dan-publik/kebanksentralan/Documents/21. Penerapan Kebijakan Moneter Dlm Kerangka Inflasi.pdf

Phoung, N.V. (2014). The tradeoff between inflation and inflation uncertainty: The case of Vietnam. Social Science Research Network. Diperoleh tanggal 19 Oktober 2015, dari http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2512597

Susanti. (2015). Analisis model threshold GARCH dan model exponential GARCH pada peramalan IHSG. Skripsi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Semarang: tidak diterbitkan. Diperoleh pada 14 Juni 2016, dari http://lib.unnes.ac.id/22781/1/4111411026.pdf

Suseno, dan Astiyah,S. (2009). Inflasi. Seri Kebanksentralan No.22. Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia. Diperoleh pada 22 Februari 2017, dari http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/bi-dan-publik/kebanksentralan /Documents /22.Inflasi.pdf

Sylvia, M.A, dan F.B.L. Tobing. (2014). Initiative ASEAN integration (IAI) dan masalah kesenjangan pembangunan ASEAN. Diperoleh pada 19 September 2016, dari http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-05/S55537-Monica Agnes Sylvia

Thornton, D.L., dan D.S. Batten. (1984). Lag length selection and Granger causality. Working Paper 1984-001A. Federal Reserve Bank of St.Louis.

Website:

Bank Indonesia. Pengenalan inflasi. Diakses pada 15 Januari 2016, dari http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/pengenalan/Contents/Disagregasi.aspx

International Monetary Fund. International financial statistic. Diperoleh pada 20 Januari 2015, dari http://www.imf.org/data

Kementerian Luar Negeri. 2016. Kerjasama ekonomi ASEAN. Diperoleh pada 14 Maret 2016, dari http://www.kemlu.go.id/otherdocuments/ASEAN/tentangASEAN /KerjasamaekonomiASEAN.doc


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.