Dampak Pajak Ekspor terhadap Peningkatan Nilai Tambah: Studi Empiris Agroindustri di Indonesia

Lestari Agusalim
| Abstract views: 890 | views: 471

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah pajak ekspor dan peningkatan produktivitas komoditas pertanian utama dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, output agroindustri, penyerapan tenaga kerja, dan pendapatan rumah tangga. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model computable general equilibrium comparative static. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output 2008 dan Tabel Sistem Necara Sosial Ekonomi 2008, serta data pendukung lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan pajak ekspor berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dalam jangka panjang. Tetapi, apabila kebijakan ekspor tersebut disertai oleh peningkatan produktivitas pada sektor yang dikenai pajak, maka akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara sektoral, kebijakan pajak ekspor mampu meningkatkan output domestik agroindustri dalam jangka panjang, tetapi berdampak negatif dalam jangka pendek dengan atau tanpa disertai peningkatan produktivitas. Kebijakan tersebut juga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja sektoral, di mana secara umum terjadi penurunan permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek. Sementara itu, dalam jangka panjang terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sebagian besar sektor ekonomi. Kebijakan pajak dalam jangka pendek akan menurunkan pendapatan riil pada seluruh kelompok rumah tangga, terutama kelompok rumah tangga yang berpenghasilan tinggi. Ketika kebijakan tersebut disertai oleh peningkatan produktivitas maka akan berdampak positif terhadap redistribusi pendapatan dan kesejahteraan rumah tangga. Dalam jangka panjang, kebijakan pajak ekspor mengakibatkan peningkatan pendapatan pada rumah tangga berpenghasilan tinggi, dan penurunan pendapatan pada kelompok rumah tangga berpenghasilan rendah dengan atau tanpa peningkatan produktivitas.

Keywords

pajak ekspor; output agroindustri; tenaga kerja; pendapatan rumah tangga; computable general equilibrium

Full Text:

PDF

References

Buku

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Helpman, E. and Krugman, P. R. (1985). Market structure and foreign trade. Cambridge: MIT Press.

Horridge, M. (2001). Minimal: A simplified general equilibrium model. Victoria, Australia: Monash University: Centre of Policy Studies and the IMPACT Project, from CoPS, 2001, CGE training package.

Riedel, J. (1992). Pembangunan ekonomi di Asia Timur: Melakukan hal yang lazim terjadi. Dalam Hughes, H. (ed.). Keberhasilan industrialisasi di Asia Timur. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Salvatore, D. (1997). Ekonomi internasional. (Munandar, Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Soekartawi (2010). Agribisnis teori dan aplikasinya (cetakan kesembilan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

______. (2005). Agroindustri dalam perspektif sosial ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugema, I., Hasan, M. F., Aviliani, Hidayat, U. dan Sugiyono. (2007). Strategi pengembangan industri hilir kelapa sawit. Jakarta: INDEF.

Todaro, M. P. dan Smith, S. C. (2006). Pembangunan ekonomi. (Yelvi, Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Jurnal

Arsyad, M., Sinaga, B. M., dan Yusuf, S. (2011). Analisis dampak kebijakan pajak ekspor dan subsidi harga pupuk terhadap produksi dan ekspor kakao Indonesia pasca putaran Uruguay. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 8(1), 63-71.

Cardwell, R. and Kerr, W. A. (2014). Can export restrictions be disciplined through the World Trade Organisation?. World Econ, 37(8), 1186-1196. doi:10.1111/twec.12173.

Effendi, Y. (2016). Impacts of export tax of cocoa beans on Indonesian economy. Pelita Perkebunan, 32(1), 67-81.

Gruni, G. (2013). Going from one extreme to the other: Food security and export restrictions in the EU–CARIFORUM economic partnership agreement. European Law Journal, 19(6), 864–883. doi:10.1111/eulj.12068.

Hasibuan, A. M., Nurmalina, R., dan Wahyudi, D. A. (2012). Pengaruh pencapaian kebijakan penerapan bea ekspor dan Gernas Kakao terhadap kinerja industri hilir dan penerimaan petani kakao. Buletin Ristri, 3(2), 157–170. http://dx.doi.org/10.21082/jtidp.v3n2.2012.p157-170.

Herman, E. (2016). The importance of the manufacturing sector in the Romanian economy. Procedia Technology, 22, 976-983.

Horridge. M, Parmenter B. R., Pearson K. R. (1993). ORANI-F: A general equilibrium model of the Australian economy. Economic and Financial Computing, 3, 71-140.

Laborde, D., Estrades, C., dan Bouët, A. (2013). A global assessment of the economic effects of export taxes. World Econ, 36(10), 1333-1354. doi:10.1111/twec.12072

Maswadi. (2012). Dampak penerapan pungutan ekspor crude palm oil terhadap kinerja agribisnis kelapa sawit dan pendapatan petani Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 1(1), 1-14.

Obado, J., Syaukat, Y., and Siregar, H. (2009). The impacts of export tax policy on the Indonesian crude palm oil industry. International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences (ISSAAS), 15(2), 107-119.

Prasetyo, P.E. (2011). Deindustrialisasi sebuah ancaman kegagalan triple track strategy pembangunan pembangunan Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 4(1), 1-13.

Quddus, M.A. (2009). Role of agro-industry in Bangladesh economy: An empirical analysis of linkages and multipliers. Bangladesh Journal of Agricultural Economics, 32(1-2), 31-48.

Rifin, A. (2014). The effect of progressive export tax on Indonesian palm oil industry. Oil Palm Industry Economic Journal, 14(1), 1-8.

Salam, A. R., Haryotejo, B., Mahatama, E., Leo M. C. S., dan Fakhrudin, U. (2014). Dampak kebijakan bea keluar CPO terhadap industri CPO dan turunannya. Jurnal Borneo Administrator, 10(2) 192-213.

Sultan, P. (2008). Trade, industry and economic growth in Bangladesh. Journal of Economic Cooperation, 29(4), 71-92.

Wibowo, T. (2013). Dampak penurunan ekspor terhadap penyerapan tenaga kerja. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 7(2), 171-192.

Wittwer, G. and Anderson, K. (2002). Impact of the GST and wine tax reform on Australia’s wine industry: A CGE analysis. Australian Economic Papers, 41, 69–81.

Sumber Digital

Bouet, A. and Debucquet, D. L. (2010). Economics of export taxation in a context of food crisis: A theoretical and CGE approach contribution. Internasional Food Policy Research Institute. Washington DC. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari https://core.ac.uk/download/pdf/6227514.pdf.

Kementerian Kehutanan. (2010). Rencana strategis Kementerian Kehutanan tahun 2010-2014. Kementerian Kehutanan. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari. http://storage.jak-stik.ac.id/ProdukHukum/kehutanan/Renstra_2010_2014.pdf

Kementerian Keuangan. (2013). Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 564/KM.4/2013 tentang penetapan harga ekspor untuk perhitungan bea keluar. Kementerian Keuangan. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari http://repository.beacukai.go.id/peraturan/2013/03/7f394e9a673b2584bb9d17da739021b1-kmk-564-kmk04-2013-hpe-april-2013.pdf

_____. (2012). Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 75/PMK.Oll/2012. Kementerian Keuangan. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2012/75~PMK.011~2012Per.HTM

Kementerian Perindustrian. (2010). Rencana strategis Kementerian Perindustrian 2010-2014. Kementerian Perindustrian. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwiW4NK307jQAhVBqI8KHctICpEQFggcMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.kemenperin.go.id%2Fdownload%2F2440%2FRencana-Strategis-Kementerian-Perindustrian-2010-2014&usg=AFQjCNEi8wpvMVMcH__NgqrfI2S7dFgHew&sig2=8aMZ3k_ACm5bkZoo4jRvKQ

____. (2009). Roadmap industri pengolahan CPO. Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia. Kementerian Perindustrian. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari http://agro.kemenperin.go.id/e-klaster/file/roadmap/KICSUMUT_1.pdf

Kementerian Pertanian. (2016). Outlook kakao. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. Jakarta. Diperoleh tanggal 18 April 2017, dari http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/arsip-outlook/75-outlook-perkebunan/423-outlook-kakao-2016.

____. (2016). Ekspor impor komoditi pertanian per subsektor 2016. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari https://aplikasi.pertanian.go.id/eksim2012/neraca.asp.

____. (2009). Rencana strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari http://www.pertanian.go.id/pug/admin/pengumuman/rancangan%20renstra%20deptan%202010-2014%20lengkap.pdf.

Mitra, S. and Josling, T. (2009). Agricutural export restrictions: Welfare implication and trade disciplines. Internasional Food and Agricultural Policy Council. Washington DC. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari http://agritrade.org/documents/ExportRestrictions_final.pdf

Peraturan Presiden. (2011). Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011-2025. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jakarta. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari https://ppidkemkominfo.files.wordpress.com/2015/02/perpres-no-32tahun-2011mp3ei-2011-2025.pdf.

Wittwer, G. (1999). WAYANG: A general equilibrium model adapted for the Indonesian economy. ACIAR project no. 9449, Centre for International Economic Studies, University of Adelaide, Adelaide. Diperoleh tanggal 1 Juli 2016, dari https://www.adelaide.edu.au/cies/documents/papers/iwp9910.pdf.

Sumber Lain

Badan Pusat Statistik. (1973-2016). Pendapatan domestik bruto menurut lapangan usaha. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Haryono, D. (2008). Dampak industrialisasi pertanian terhadap kinerja sektor pertanian dan kemiskinan perdesaan di Indonesia. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kustanto, H. (2012). Deindustrialisasi dan dampak reindustrialisasi terhadap ekonomi makro serta kinerja sektor industri non-migas di Indonesia. Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Oktaviani, R. (2000). The impact of APEC trade liberalisation on Indonesian economy and its agricultural sector. Unpublished Ph.D Thesis. The Sydney University. Sydney.

Purba, J. H. V. (2012). Dampak pajak ekspor crude palm oil terhadap industri minyak goreng Indonesia. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Saragih, B. dan Krisnamurthi, B. (1992). Agroindustri sebagai suatu sektor yang memimpin dalam PJP-II (agroindustry as a leading sector). Supporting paper pada diskusi panel-forum pendidikan dan penelitian menuju pengembangan agroindustri dalam pembangunan jangka panjang tahap II. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wachjudi, B. (2010). Hilirisasi industri agro: Dapat mengatasi ancaman deindustrialisasi. Majalah Karya Indonesia (Edisi 3). Kementerian Perindustrian. Jakarta. p. 6.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.