DINAMIKA SISTEM PRODUKSI DAN PERSPEKTIF KEBIJAKAN REVITALISASI INDUSTRI MENUJU SWASEMBADA GULA

Juli Panglima Saragih
| Abstract views: 0 | views: 0

Abstract

Sugarcane problems in general can similarly go to sugarcane industry itself. Developing sugarcane industry has been multi-dimension and multi-sector problems as well. One strategy can be undertaking was to revitalize its industry. Sugarcane industry revitalization can successfully be acchieved through supporting on downd-stream policy, as well as up-stream policy. This study is a qualitative research by using descriptive-analysis method. This method aims to see dan describe. This study explain that unefficency production of sugarcane industry including in state own sugarcane industry impact on slower growth of sugar production while demand rise every year. This problems is also caused by slower growth of sugarcane crops productivity as well as slower growth of sugarcane plantation areas. Extension of plantation areas will be one of resolutions and increasing rendemen level of sugarcane in the future. Revitalization strategy is better policy to overcome unefficiency production of most sugarcane industries. Self-sufficiency of sugarcane in 2019 should be acchieved through multy-sector policies. In the longterm, those policy can expectedfully reach surplus of production as well as export into international sugarcane market.


Abstrak

Permasalahan pergulaan di Indonesia terkait langsung dengan industri gula nasional. Pengembangan industri gula merupakan persoalan multi-dimensi atau lintas-sektor. Salah satu strategi yang dilakukan untuk mengembangkan industri gula adalah strategi revitalisasi. Revitalisasi tidak akan berhasil apabila tidak didukung dengan kebijakan di sisi hulu (on-farm) maupun sisi hilir (off-farm). Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analisis dengan menganalisa data, informasi, dan pemikiran yang relevan dalam upaya revitalisasi industri gula.  Hasil analisis menyimpulkan bahwa industri gula eksisting memiliki kelemahan dengan ketidakefisienan sebagian besar pabrik gula terutama milik BUMN PT Perkebunan Nusantara pada sisi hilir (off-farm). Terdapat juga persoalan dari sisi hulu (on-farm) yakni antara lain dengan lambannya pertumbuhan lahan tebu sampai saat ini di luar Pulau Jawa.  Ekstensifikasi lahan tebu menjadi syarat dalam peningkatan produksi tebu sebagai bahan baku industri gula sebagai pasokan bahan baku tebu dengan rendemen yang tinggi. Strategi revitalisasi merupakan pilihan yang tepat guna mencapai swasembada gula tahun 2019 dan surplus gula untuk tujuan ekspor.

Keywords

revitalization; sugarcane industry; sugarcane plantation; rendemen; revitalisasi; industri gula; perkebunan tebu; rendemen

Full Text:

PDF

References

Buku

Arifin, Bustanul., (2013), Ekonomi Pembangunan Pertanian, Penerbit IPB Press, Bogor.

--------------------., (2004), Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia, Penerbit Kompas Gramedia Utama, Jakarta.

Badan Pusat Statistik, (1999), Statistik Indonesia, Penerbit BPS Jakarta.

---------------------------, (2003), Statistik Indonesia, Penerbit BPS Jakarta.

---------------------------, (2008), Statistik Indonesia, Penerbit BPS Jakarta.

---------------------------, (2013), Statistik Indonesia, Penerbit BPS Jakarta.

---------------------------, (2014), Statistik Indonesia, Penerbit BPS Jakarta.

Kementerian Pertanian, (2013), Buku Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Tebu Tahun 2014, Penerbit Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Jakarta.

----------------------------, (2014), Buku Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019, Penerbit Kementerian Pertanian RI, Jakarta.

Pasandara, Effendi, dkk.,(2015), Memperkuat Kemampuan Swasembada Pangan, Penerbit IAARD Press, Jakarta.

Suksmantri, Eko.,dkk.,(2012),Bulog Dalam Bingkai Ketahahan Pangan, Penerbit CV.Padma Publisher, Jakarta.

Taruyu Van, Pieter.,dkk.,(2004), Ekonomi Gula, Penerbit Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan, Jakarta.

Jurnal Ilmiah/Majalah Ilmiah

Ainunnisa El Fajrin, dkk., (2015), dkk, Permintaan gula rafinasi pada industri makanan, minuman, dan farmasi di Indonesia, Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 26/No. 2, Desember 2015, Penerbit Departemen Sosial Ekonomi Pertanian-Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta, hal.156.

Aris Zaputra, dkk, (2015), Strategi Pengembangan Kluster Perkebunan Kopi dan Tebu untuk Pengembangan Ekonomi Kabupaten Aceh Tengah, Jurnal Agrisep, Vol.16, No.2, 2015, Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Syahkuala Banda Aceh, hal.39-40.

Memet Hakim, (2010), Potensi Sumber Daya Lahan untuk Tanaman Tebu di Indonesia, , Jurnal Agrikultura, Vol.21, No.1/2010, Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung, hal.5.

Sudi Mardianto, dkk.,(2005),Peta jalan (road map) dan kebijakan pengembangan industri gula nasional, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol.23, No. 1, Juli 2005, Penerbit Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Balitbang Kementerian Pertanian RI, hal.26.

Sri Wahyuni, dkk.,(2009), Industri dan Perdagangan Gula di Indonesia: Pembelajaran dari Kebijakan Jaman Penjajahan-Sekarang, Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol.27, No.2, 2009, Penerbit Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Balitbang Kementerian Pertanian RI, hal.134.

Silvi Marta, (2011), Analisis efisiensi industri gula di Indonesia dengan metode data envelopment analysis (DEA) tahun 2001 – 2010, Media Ekonomi, Vol.19, No.1, April 2011, Penerbit Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trisakti, Jakarta, hal. 85-87.

Subiyanto, (2014), Analisis Efektifitas Mesin/Alat Pabrik Gula Menggunakan Metode Overall Equipments Effectiveness, Jurnal Teknik Industri, Vol.16, No. 1, Juni 2014, Penerbit Universitas Kristen Petra Surabaya, hal.41.

Tutik, I.Noor, dan Ainul Hayat, (2014), Peran Stakeholder dalam Pengembangan Tebu Rakyat (Studi pada Wilayah Kerja Pabrik Gula Redjosarie Kabupaten Magetan), Jurnal Administrasi Publik, Vol.2, No.5, Thn.2014, hlm.823, Penerbit Universitas Brawijaya Malang

Yanto TF.Marpaung, dkk.,(2011), Perkembangan Industri Gula Indonesia dan Urgensi Swasembada Gula Nasional, Vol.2, No.1, Juli 2011, the Indonesian Journal of Agricultural Economics, Penerbit Balitbang Pertanian Kementan RI, Jakarta, hal.5.

Dokumen Resmi/Peraturan Perundang-Undangan

UU No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan.

UU No.39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.

Perpres No. 29 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.

Perpres No.71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan penyimpanan barang kebutuhan pokok dan barang penting.

Perpres No.44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha Yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

Keppres No.43 Tahun 1971 tentang Pengadaan, penyaluran, dan pemasaran gula.

Keppres No.57 tahun 2004 tentang Penetapan gula sebagai barang dalam pengawasan.

Inpres No.9/1975: Intensifikikasi Tebu Rakyat (TRI).

Inpres No.5 Tahun 1997 tentang Program Pengembangan Tebu Rakyat.

Inpres No.5 Tahun 1998 tentang Penghentian pelaksanaan Inpres No.5/1997.

KepMenPerdagangan dan Koperasi No.122/Kp/III/1981 tentang Tataniaga gula pasir dalam negeri.

KepMenkeu No.342/KMK.011/1987 tentang Penetapan harga gula pasir produksi negeri dan impor KepMenperindag No.25/MPP/Kep/1/1998 tentang Komoditas yang diatur tata niaga impornya.

KepMenhutbun No.282/Kpts-IX/1999 tentang Penetapan harga provenue gula pasir produksi petani. KepMensekneg No.B.136/ABN-SEKNEG/3/1974 tentang Penguasaan, pengawasan, dan penyaluran gula pasir non-perusahaan negara perkebunan.

KepMenperindag No.363/MPP/Kep/8/1999 tentang Tata niaga impor gula.

KepMenperindag No. 230/MPP/Kep/6/1999 tentang Mencabut Kepmenperindag No.363/MPP/Kep/8/1999.

KepMenkeu No.324/KMK.01/2002 tentang Perubahan bea masuk utlk peningkatan efektivitas bea masuk.

KepMenperindag No.643/MPP/Kep/9/2002 tentang Tataniaga Impor Gula.

PerMendag No.117/M-DAG/PER/12/2015 tentang Ketentuan Impor Gula.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.81/MENLHK/Setjen/KUM.1/10/2016 tentang Kerjasama penggunaan dan pemanfaatan kawasan hutan untuk mendukung ketahanan pangan.

Media Cetak/Media On-Line/www/http

Ampas tebu jadi bahan bakar, dalam http://agro.kemenperin.go.id/.

Antara Revitalisasi dan Upaya Menjamin Swasembada Gula oleh Naning Sripurwaningsih, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), dalam http://aptri.or.id/antara- revitalisasi-dan-upaya- menjamin-swasembada-gula.

Delapan Pabrik Gula Berpotensi Ditutup, dalam http://industri.bisnis.com/read/20161018/99/593513/delapan-pabrik-gula-berpotensi- ditutup.

Department of Food and Public Distribution, the Government of India, dalam http://dfpd.nic.in/sugar.htm.

Defisit Perdagangan Komoditas Pangan melonjak, Harian Suara Pembaruan, 14 Desember 2016.

Duapuluh Tantangan bagi para Gulamania RNI (Mengamankan Target 3 juta ton PG BUMN 2018), dalam https://didikprni.wordpress.com/2016/02/10.

Intensifikasi dan Ekstensifikasi Merupakan Solusi Pemenuhan Kebutuhan Gula Nasional, Tabloid SinarTani, Tanggal 5 Oktober 2016.

Mimpi Manis Swasembada Gula Indonesia, Oleh Oktavio Nugrayasa, SE.,M.Si, dalam http://setkab.go.id/mimpi-manis-swasembada-gula-indonesia.

Produksi gula diprediksi hanya 2,3 juta ton tahun ini, dalam http://bisnis.tempo.co/read/news/.

Pabrik Gula Pertama Swasta Dalam 30 Tahun Terakhir Ada di Tengah Hutan Blora, dalam https://swasembada.net/2016/03/07/pabrik-gula-pertama-swasta-dalam-30-tahun-terakhir- ada-di-tengah-hutan-blora/.

Pabrik Gula Lamongan Berkapasitas Produksi Terbesar di Jawa, dalam https://m.tempo.co/read/news/.

Rente Dalam Kebijakan Gula, Harian Suara Merdeka, 25 April 2005.

Segala Cara Efisienkan Pabrik Gula, dalam http://www.kemenperin.go.id/artikel/16811/Segala-Cara- Efisienkan-Pabrik-Gula.

Sugar Industry, Thailand Industry Outlook 2016-2018, https://www.krungsri.com/bank/getmedia/.

Top Sugarcane Producing Countries, dalam http://www.worldatlas.com/economics.

Tahun 2015, Impor Gula Indonesia Capai 2.882.811 ton, dalam http://www.ptpn10.co.id/.

Copyright (c) 2023 Kajian
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.