PERMASALAHAN DAN EFEKTIFITAS KEBIJAKAN DAK SEBAGAI INSTRUMEN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KOTA PONTIANAK

Mandala Harefa
| Abstract views: 0 | views: 0

Abstract

The consequence of regional autonomy is that regions are given the authority to allocate every fund transfer from the central government. One form of the Balancing Fund is the Special Allocation Fund (DAK). The DAK is intended to fund special activities of regional affairs and also of a national priority. The issue raised in this study is to get a detailed picture of the management of regional income and the role of DAK that has taken place to date within the Government of Pontianak City and any problems faced by the City Government in the utilization of DAK. This research is a descriptive research with qualitative approach. Data obtained through interviews and FGDs. This research identifies that Pontianak as a research locus in fiscal capacity is considered very good. However, in the realization of utilization of DAK which is part of revenue, the City still face technical problems. The problem is of frequent changes in regulations in the current budget year related to disbursement processes and programs as menus that are not in accordance with regional needs.


Abstrak

Konsekwensi digulirkannya otonomi daerah, maka daerah diberikan kewenangan untuk mengalokasikan setiap dana tranfer dari pemerintah pusat. Salah satu bentuk dari Dana Perimbangan adalah Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK dimaksudkan untuk mendanai kegiatan khusus yang menjadi urusan daerah dan merupakan prioritas nasional. Adapun permasalahan yang diangkat dalam kajian  ini adalah mendapatkan gambaran secara rinci bagaimana  pengelolaan hasil pendapatan daerah dan  peran  DAK yang telah berjalan selama ini yang dilaksanakan  Pemerintah  Kota Pontianak dan  permasalahan apa saja yang dihadapi oleh Pemerintah Kota dalam pemanfaatan DAK. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh melalui wawancara dan FGD. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa  Kota Pontianak sebagai lokus penelitian secara  kapasitas fiskal dinilai sangat baik. Namun dalam realisasi pemanfaatan DAK yang merupakan bagian penerimaan, masih menghadapi permasalahan teknis. Permasalahan sering berubahnya regulasi  dalam tahun anggaran yang sedang berjalan terkait proses pencairan dan program sebagai menu banyak yang tidak sesuai dengan kebutuhan daerah.

Keywords

budget; balancing fund; local own-source revenue; special allocation fund; infrastructure; fiscal transfer; anggaran; dana perimbangan; pendapatan asli daerah; dana alokasi khusus; infrastruktur; transfer fiskal

Full Text:

PDF

References

Buku

Bahl, Roy W. (2000), China : Evaluating the impact of Intergovemmental Fiscal reform dalam Fiscal Decentralization in Developing Countries. Edited by Richard M. Bird and Francois Vaillancourt, United Kingdom : Cambridge Univercity Press..

Barzelay, M. (1991).”Managing Local Development, Lesson from Spain”. Policy Sciences, 24, 271 – 290

Beier dan Ferrazzi, , (1998), “Fiscal Decentralization in Indonesia: A Comment on Smoked Lewis” , World Development report , 26 (12).

Brodjonegoro, Bambang & Jorge Martinez-Vazquez. (2002), An Analysis of Indonesia’s Transfer System: Recent Performance and Future Prospects . Working Paper 02-13, May 2002. Georgia State University, Andrew Young School of Policy Studies..

Handoko (2001), Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga .

Khusaini, Muhamad, (2006), Ekonomi Publik : Desentralisasi Fiskal dan Pembangunan Daerah, Malang : BPFE Unbraw.

Musgrave, Richard A. (1959),. “The Theory of Public Finance.” McGraw-Hill, New York.

Moenir, H.A.S., (2006), Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia., Jakarta: Bumi Aksara..

Sidik, Machfud, (2002), Format Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang Mengacu pada Penciptaan Tujuan Nasional , Makalah ini disampaikan pada Seminar Nasional Public Sector Scorecard , Jakarta,.

Ter-Minassian, Teresa, (1997), “Fiscal Federalism In Theory and Practice”, International Monetary Fund, Washington.

Dokumen Resmi

Buletin Infrastruktur Daerah (2016) , “Peran Penting DAK dalam Akselerator Pembangunan Daerah” Edisi I/2016.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nota Keuangan APBN 2015

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2017

Bappeda Kota Pontianak, Tahun 2016

BPS Kota Pontianak dalam Angka, 2015

Laporan Analisis Anggaran Daerah 2016 Hasil Penelitian di 70 Kabupaten/Kota, Sekretariat Nasional ForumIndonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) dan TheFord Foundation (FF), Tahun 2016

Rencana Kerja Pemerintan Daerah Kota Pontianak Tahun 2016

RPJPD Kota Pontianak, 2014

Renstra Dinas Pendidikan Kota Pontianak , Tahun 2016-2019

Renstra PU Kota Pontianak, Tahun 2016-2019

Website

Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Pontianak Selenggarakan Focus Group Discussion Asumsi Ekonomi Makro Kota Pontianak Tahun 2016 , “http://bappeda.pontianakkota.go.id/, Jumat, 18 September 2015.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah, http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/08-08-15,%20BAB%20V.pdf, Bab V, hal,1. Diakses tanggal 6 Oktober 2017

Copyright (c) 2023 Kajian
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.