PERLINDUNGAN TERHADAP PENGETAHUAN TRADISIONAL MASYARAKAT ATAS PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK (SDG)

Sri Nurhayati Qodriyatun
| Abstract views: 415 | views: 495

Abstract

Indonesia is unquestionably one of the world’s top biodiversity, and genetic resources is part of the biological resources. Many Indonesian people, using their traditional knowledge, consumes genetic resources, both for their daily needs and also for economic or business activity. Problem remains is the absence of relevant provisions, which makes the local community or indigenous people who have those traditional knowledge is vulnerable from biosperacy threats. Applying a qualitative method, research conducted in Ende, East Nusa Tenggara and Jayapura, Papua, discussing the efforts of local government in protecting genetic resources and those traditional knowledge, which are not optimal. Through the Amending bill of Law No. 5 of 1990 on Conservation of Biological Resources and Ecosystems, the writer suggests that genetic resoures and traditional knowledge need to be consequently regulated. Protection of genetic resources and related traditional knowledge can be conducted by acknowledging intelllectual property rights (in the form of patent), with additional disclosure requirements in patent applications. This provision requires the government to make data collection and registration of traditional knowledge on genetic resources in society. In addition to this, it must acknowledge the existence of indigenous peoples or local communities with their traditional knowledge in local regulations.

Keywords

genetic resources; SDG; traditional knowledge; amandements to the law no. 5 of 1990; intellectual property rights; patents

Full Text:

Untitled

References

Buku

Daulay, Zainul. (2011). Pengetahuan Tradisional: Konsep, Dasar Hukum, dan Praktiknya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Djumhana, Muhammad. (2006). Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Mangunjaya, Fachruddin M. (2006). Hidup Harmonis dengan Alam: Esai-esai Pembangunan Lingkungan, Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Indonesi. Ed.1. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nditasari, Achirul., Erizal, dan Sabrina, Rien. (2011). Paket Informasi Keanekaragaman Hayati, Seri: Sumber Daya Genetik. Jakarta: Kementerian Lingkungan Hidup.

Purba, Afrillyanna., Saleh, Gazalba., Krisnawati, Andriana. (2005). TRIP's-WTO dan Hukum Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta: Rineka Cipta.

Setyowati, Krisnani., Lubis, Efridani ., Anggraeni, Elisa., Wibowo, M. Hendra. (2005) Hak Kekayaan Intelektual dan Tantangan Implementasinya di Perguruan Tinggi. Bogor: Kantor Hak Kekayaan Intelektual Institut Pertanian Bogor.

Artikel dalam jurnal

Akhmaddian, Suwari dan Fathanudien, Anthon. (2015). Partisipasi Masyarakat dalam Mewujudkan Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi (Studi di Kabupaten Kuningan), Jurnal Unifikasi, ISSN 2354-5976, Vol. 2 No. 1 Januari 2015. hlm. 67 – 90.

Cahyaningrum, Dian. (2015). Implikasi Putusan MK Mengenai Status Hutan Adat sebagai Hutan Hak. KAJIAN. Vol. 20. No. 1. Maret 2015. hlm. 1-16.

Limbongan, Jermia dan Malik, Afrizal. (2009). Peluang Pengembangan Buah Merah (Pandanus Conoideus Lamk) di Provinsi Papua. Jurnal Litbang Pertanian. 28 (4). hlm. 134 – 141.

Somantri, Gumilar Rusliwa. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Makara, Sosial Humaniora. Vol. 9 No. 2. Desember 2005 hlm. 57-65.

Dokumen Resmi

Konphalindo, 2008, “Sistem Paten Tidak Boleh Menjarah Sumber Daya Genetik dan Pengetahuan Tradisional”, Kertas Posisi 2, Jakarta: Konphalindo.

Pengetahuan Tradisional Sebagai Bagian Kearifan Lokal dari Masyarakat Hukum Adat yang Terkait dengan Sumber Daya Genetik (SDG) dalam Protokol Nagoya, Kertas Posisi (White Paper), Kementerian Lingkungan Hidup, 2011.

RPJMD Kabupaten Ende Tahun 2014-2019, Bappeda Kabupaten Ende, 2014.

UU No. 11 Tahun 2013 tentang Ratifikasi Protokol Nagoya tentang Akses pada Sumber Daya Genetik dan Pembagian Keuntungan yang Adil dan Seimbang yang Timbul dari Pemanfaatannya.

UU No. 14 Tahun 2001 tentang Paten.

UU No. 4 Tahun 1994 tentang Ratifikasi Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati

UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Makalah seminar, lokakarya, penataran

Sutrisno, Hari. “Peranan DNA Barkoding dalam Mendukung Upaya Konservasi Fauna di Indonesia”, makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Bioteknologi Hutan untuk Produktivitas dan Konservasi Sumber Daya Hutan yang diselenggarakan Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan di Yogyakarta, 9 Oktober 2012.

Internet (dokumen resmi)

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua, Blue Print Pengembahan Buah Merah di Provinsi Papua, tanpa tahun, (online), (http://pertanian.papua.go.id/index.php/blue-print-pengembangan-buah-merah, diakses 12 Oktober 2015).

“Theodore Roosevelt and Conservation”, (online), (http://www.nps.gov/thro/learn/historyculture/theodore-roosevelt-and-conservation.htm, diakses 2 September 2015).

WIPO (World Intelectual Property Organization). 2015. “Intellectual Property and Genetic Resources, Traditional Knowledge and Traditional Cultural Expressions”. (online), (http://www.wipo.int/edocs/pubdocs/en/tk/933/wipo_pub_933.pdf, diakses 2 Februari 2016).

Internet (berita)

“Focus Group Discussion (FGD) Dalam Rangka Pembentukan Komisariat Daerah Sumber Daya Genetik (KDSDG) Provinsi Papua”, (online), (http://papua.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=168:sdg&catid=4:info-aktual&Itemid=5, diakses 20 November 2015).

Indriani, Fatma Wati. “Tenun Ikat Ende-Lio dan Memori Kolektif”, (online), (http://uniflor.ac.id/berita/detail/Tenun-Ikat-Ende-Lio-dan-Memori-Kolektif, diakses 24 November 2015).

IUCN, UNEP, WWF, 1980, “World Conservation Strategy: Living Resource Conservation for Sustainable Development”, (online), (https://portals.iucn.org/library/efiles/edocs/WCS-004.pdf, diakses 2 September 2015).

Keanekaragaman Hayati Semakin Terancam”, (online), (http://www.sinarharapan.co/news/read/150523025/keanekaragaman-hayati-semakin-terancam, diakses 6 Juni 2015).

Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. 2013. “Peluncuran UU No. 10 dan 11 Tahun 2013 tentang Pengesahan Konvensi Rotterdam dan Nagoya sambut hari KEHATI 2013”, (online), (http://www.menleh.go.id/peluncuran-uu-no-10-dan-11-tahun-2013-tentang-pengesahan-konvensi-roterdam-dan-nagoya-sambut-hari-kehati-2013, diakses 20 Desember 2014).

“Memahami HKI”, (online), (http://www.dgip.go.id/memahami-hki-hki, diakses 2 September 2015).

“Pemprov Papua Agendakan Pembangunan Kebun Botani Kehutanan”, (online), (http://www.antarapapua.com/berita/452803/pemprov-papua-agendakan-pembangunan-kebun-botani-kehutanan, diakses 20 November 2015).

“Potensi Kawasan Konservasi”, (online), (http://bbksdapapua.dephut.go.id/?page_id=40, diakses 6 Juni 2015).

“Rekomendasi Konferensi Desa Adat di Papua”, (online), (http://tabloidjubi.com/2013/03/25/rekomendasi-konferensi-desa-adat-di-papua/, diakses 6 Juni 2015).

Thoding, “Gubernur Deklarasikan Wajib Tanam Buah Merah Sebagai Komoditas Unggulan”, (online) (http://buahmerahwamena.com/gubernur-deklarasikan-wajib-tanam-buah-merah-sebagai-komoditas-unggulan.html/, Papos, 8 April 2014, diakses 24 November 2015).

Copyright (c) 2017 Kajian
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.