KONDISI INDUSTRI MANUFAKTUR INDONESIA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI

Sahat Aditua F. Silalahi
| Abstract views: 4731 | views: 3715

Abstract

Industri manufaktur memegang peranan penting di dalam perekonomian Indonesia karena kemampuannya untuk menghasilkan produk yang dapat diperdagangkan dan membuka lapangan kerja. Oleh karena itu, kebijakan pemerintah yang berbasis kondisi dalam industri manufaktur menjadi penting terutama dalam kaitannya dengan globalisasi ekonomi. Kajian ini menggunakan pendekatan analisis kualitatif dan hasilnya disampaikan secara deskriptif. Kajian ini menyimpulkan bahwa pemerintah harus memberikan perhatian kepada tiga catatan kebijakan yang berkaitan dengan kondisi manufaktur di Indonesia. Tiga catatan kebijakan tersebut adalah peran teknologi dan infrastruktur dalam membangun ketahanan manufaktur terhadap krisis ekonomi, aglomerasi industri yang telah mendorong terwujudnya kawasan industri, dan fenomena “missing middle” yang mengindikasikan terdapat permasalahan yang menghambat perkembangan industri manufaktur secara organik.

Keywords

manufaktur; industri; kebijakan; ekonomi

Full Text:

Untitled

References

Buku:

Hitt, M. A., Ireland, R. D., and Hosskisson, R. E. Manajemen Strategis Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009.

Patnaik, S. C. Economics of Regional Development and Planning in Third World Countries. New Delhi: Associated Publishing House, 2008.

Porter, M. E. Competitive Advantage, 5th Ed. New York: Free Press, 2004.

Sampurno. Manajemen Stratejik: Menciptakan Keunggulan Bersaing yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010.

Jurnal:

Amalia, R. “Studi Kelayakan Pembangunan Kawasan Industri Berbasis Agro Lintas Kabupaten di Provinsi Jawa Timur”. Jurnal Studi Pembangunan Universitas Surabaya, 1(3), 2009, pp. 276-290.

Andariningsih, R. “Kebijakan Pembatasan Ekspor Bahan Mentah dan Produk Primer Indonesia: Antara Kepentingan Publik dan Motif Keuntungan Investasi”. Jurnal Pembangunan Regional FE UII, Vol XI, 2012, hal. 33-67.

Ardiantoro, J. “Industrialisasi: Antara Perspektif Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat”. Progresif, 1(3), 2005, pp. 99-117.

Athanasoglou, P. and Bardaka. “New Trade Theory: Non Price Competitiveness and Export Performance”. Journal of Economic Modeling, Vol. 27, 2010, pp. 217-228.

Atmanti, H. D. “Analisis Efisiensi dan Keunggulan Kompetitif Sektor Industri Manufaktur di Jawa Tengah Sebelum dan Selama Krisis”. Jurnal Dinamika Pembangunan, 1(1), 2004, pp. 1-16.

Benner, M. J. and Tushman, Mieske. “Exploitation, Exploration, and Process Management: The Inward and Outward Looking”. Academy of Management Review, 28(2), 2006, pp.238-256.

Basyir, A. “Perumusan Strategi bagi Klaster Indsutri Komponen Otomotif Menggunakan Pendekatan Strategic Management untuk Meningkatkan Daya Saing”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Gadjah Mada, (5)1, 2009, hal. 214-226.

Crals, E. and Vereeck, L. “What is National Competitiveness?”. International Journal of Sustainable Development and World Ecology, 12 (2), 2005, pp 173-184.

Dwi, Haryanto dan A, Ardiyanto. “Krisis Moneter 1998 dan Kesempatan Re-Industrialisasi Indonesia”. Jurnal Ekonomi Pembangunan FE UGM Yogyakarta, 4(2), 2006, hal. 524-555.

G. D., Karagiannopoulos, Georgopoulos N., and Nikolopoulos. “Fathoming Porte’s Five Forces Model in The Internet Era”. The Journal of Policy, Regulation, and Strategy for Telecommunications, 7(1), 2005, pp. 354-386.

Hamman and Elisabeth, Kross. “Conflict Resolution in Distribution Channel: A Case Study on High Involement and Low Involvement Products”. Journal on Distribution, (11)9, 2007, pp. 45-60.

Hanoum, S. and Partiwi, S. G. “Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur dengan Pendekatan Klaster Industri dan Manajemen Strategis”. Jurnal Manajemen dan Pemasaran, 8(3), 2009, hal. 52-67.

Hargo, P. “Analisis Daya Saing Negara ASEAN terhadap Sektor Padat Karya”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis UGM, 3(2), 2008, hal. 33-55.

Irianto, S. “Manajemen Sektor Otomotif dalam Kaitannya dengan Konsep Rantai Pasokan Terpusat”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Universitas Gadjah Mada, Vol (5), 2012, hal. 180-197.

Iryani, U. “Masa Depan Sektor Manufaktur di Indonesia di Antara Peningkatan Nilai Tambah dan Peningkatan Ekspor”. Jurnal Kajian Bappenas, 5(1), 2011, hal. 17-45.

Juliana K., M, Davis M, and H, Ully. “Dimension in Manufacturing: Practices in India and Bangladesh”. Journal of Urban Studies, 22(1), 2009, pp. 413-444.

Narver, J. C. and Slater, S. F. “The Effect of Market Orientation on Industrial Policy”. Journal of the Academy of Marketing Science, 17(1), 2007, pp. 44-52.

Robert, K. and Hubbert, Ivan. “International Entropy: A Trade off Between Supplier and Principal Ownership”. Journal of International Trade, Vol. III, 2007, pp. 45-60.

Slater, F Simone. “Industrial Policy in Emerging Market: Study towards Unexpected Growth in Jamaica”. Journal of the Academy if Marketing Science, 17 (3), 2007, pp. 211-226.

Sureephong, P. “Industrilization and Cluster Development”. Harvard Business Review, 14(4), 2006, pp. 45-68.

Dokumen Resmi:

Badan Pusat Statistik. Pertumbuhan Industri Otomotif Nasional 1990-2011. Jakarta: BPS, 2013.

World Bank. Manufacturing Survey Reports, 2009.

World Bank. Mempercepat Laju Pertumbuhan di Sektor Manufaktur Indonesia. Country Report No. 73128., World Bank, 2012.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.