MENUJU SWASEMBADA GULA NASIONAL: MODEL KEBIJAKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI GULA DAN PENDAPATAN PETANI TEBU DI JAWA TIMUR
Abstract
Pemerintah pusat mengharapkan Jawa Timur mendukung program swasembada gula nasional dengan menetapkan target produksi gula sebesar 1,65 juta ton. Untuk mewujudkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan (i) mengkaji pencapaian produksi gula dan pendapatan petani tebu Jawa Timur tanpa Revitalisasi Industri Gula Nasional (RIGN), (ii) mengusulkan kebijakan agar target swasembada gula nasional tercapai dan pendapatan petani tebu meningkat, dan (iii) merumuskan perspektif kebijakan ekonomi gula dalam mendukung keberhasilan swasembada gula dan peningkatan pendapatan petani tebu. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan pendekatan analisis dinamika sistem. Simulasi dilakukan selama periode tahun 2010-2025. Hasil simulasi menunjukkan bahwa produksi gula Jawa Timur belum mampu memenuhi target produksi gula yang ditetapkan pemerintah. Pendapatan petani tebu mengalami peningkatan paling tinggi melalui kebijakan peningkatan rendemen. Kebijakan peningkatan areal pertanian, produktivitas, dan rendemen secara simultan dapat memenuhi target pemerintah pada tahun 2015 pada produksi gula Jawa Timur guna mendukung swasembada gula melalui skenario alternatif. Perspektif dalam kebijakan swasembada gula dan peningkatan pendapatan petani tebu dapat diterapkan baik on farm maupun off farm dengan beberapa kebijakan, yakni pengembangan sarana produksi, ketersediaan dan akses sarana produksi, pengembangan kelembagaan dan integrasi PG dan petani tebu, peningkatan produktivitas dan daya saing industri gula, kebijakan proteksi gula, serta kebijakan promosi dan harmonisasi data pasokan sebagai basis perumusan kebijakan swasembada gula nasional.
Keywords
Full Text:
UntitledReferences
Buku:
Asmara, R., Fahriyah, dan Hanani, N. (2012). Tingkat penerapan teknologi petani dalam usaha tani tebu. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal. 77-82). Jakarta: PT Gramedia.
Coyle, R. G. (1996). System dynamics modelling: practical approach. London: Chapman & Hall.
Dewan Gula Indonesia. (2014). Data produksi tebu Jawa Timur. Jakarta: Dewan Gula Indonesia.
Ginandjar, G. R. (2012). Kebijakan industri gula rafinasi dalam pembangunan industri gula nasional. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal. 271-286). Jakarta: PT Gramedia.
Hartono, S. (2012). Efisiensi produksi tebu dan gula Indonesia. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal 15-29). Jakarta: PT Gramedia.
Kementerian BUMN. (2011). Revitalisasi industri gula BUMN tahun 2010-2014. Jakarta: Kementerian Badan Usaha Milik Negara.
Kementerian Pertanian. (2012). Roadmap swasembada gula nasional 2010-2014 (Revisi). Jakarta: Kementerian Pertanian.
Rohman, A., Wazis, K., dan Putra, W. N. (2005). Mendobrak belenggu petani tebu: membangun kejayaan petani tebu dan industri gula nasional. Jember: Institute of Civil Society.
Siswosudarmo, M., Aminullah, E., dan Soesilo, B. (2001). Analisis sistem dinamis: lingkungan hidup sosial ekonomi dan manajemen. Jakarta: UMJ Press.
Sterman, J. D. (2000). Business dynamics: system thinking and modelling for a complex world. USA: Macgraw-Hill.
Susilohadi, G., Herawati, Budiarti, N., dan Feryanto. (2012). Integrasi antara kebijakan sosial ekonomi dan aplikasi teknologi proses produksi di industri gula. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal 337-360). Jakarta: PT Gramedia.
Syamsiah, N. dan Setyowati, L. (2012). Peranan APTRI dalam meningkatkan pendapatan petani tebu rakyat. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal. 319-336). Jakarta: PT Gramedia, Jakarta.
Tinaprilla, N. dan Ariesa, F. N. (2012). Komparasi industri gula di beberapa negara. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal. 193-2014). Jakarta: PT Gramedia.
Toharisman, A. dan Kurniawan, Y. (2012). Prospek dan peluang koproduk berbasis tebu. Dalam Bayu Krisnamurthi (Ed.). Ekonomi gula (hal. 235-248). Jakarta: PT Gramedia.
Wachid, A. (2015). Komitmen menyelamatkan industri gula. Dalam Frans B. M. Dabukke. Membumikan paradigma agribisnis, 70 tahun Profesor Bungaran Saragih (hal. 117-126). Jakarta: PPA dan Gaung Persada Press.
Jurnal dan Working Paper:
Almazan, O., Gonzales, and Galvez. (1998). The sugar cane, it’s products and co-product. AMAS, Food and Agricultural Research Council, Muritius.
Arifin, B. (2008). Indonesian sugar self-sufficiency. Economic Review, No. 211.
Dingle, J. L., Ismail, A. I., and Tanzer, J. M. (1997). Current trends of sugar consumption in developing societies. Community Dentistry and Oral Epidemiology, Vol. 25, 438-43.
El-Sharif, M. L., El-Eshmawiy, K. H., Awad, K. A. M., and Barghash, R. M. (2009). Economic potentialities achieve self-sufficiency from Egyptian sugar under international variables. AM-Euras. J. Agric. And Environ. Sci., 5(5), 655-663.
Ferraro, Diego O., Rivero, D. E., and Ghersa C. M. (2009). An analysis of the factors that influence sugarcane yield in Northern Argentina using classification and regression trees. Field Crops Research, 112, 149-157.
Hasan, F., Triantarti, and Toharisman, A. (2013). Rise and fall of the Indonesian sugar industry. Proc. Int. Soc. Sugar Cane Technol., Vol. 28.
Lawes, R. A. and Lawn, R. J. (2005). Applications of industry information in sugarcane production systems. Field Crops Research, 92, 353-363.
Sawit, M. H. (2010). Kebijakan swasembada gula: apanya yang kurang?. Analisis Kebijakan Pertanian, 8(4), 285-602.
Soetopo, D. (2014). Tantangan pergulaan nasional: perlu usaha konsisten menuju swasembada. Forum Komunikasi Professor Riset. Kementerian Pertanian.
Sugiyanto, C. (2007). Permintaan gula di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 8(2), 113-127.
Supriyati. (2011). Kaji ulang konsep neraca gula nasional: konsep badan ketahanan pangan vs Dewan Gula Indonesia. Jurnal Analisis kebijakan Pertanian, 9(2), 109-124.
Tarimo, A. and Takamura, Y. (1998). Sugarcane production, processing and marketing in Tanzania. African Study Monographs, 19(1), 1-11.
Toharisman, A., Triantarti., and Hasan, F. (2013). Rise and fall of the Indonesian sugar industri. Proc. Intl. Soc. Sugar Cane Technol., Vol. 28.
Tesis dan Disertasi:
Cahyati, S. (2012). Rekayasa model penilaian kinerja operasional pabrik gula berbasis eco maintenance. Tidak dipublikasikan. Disertasi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hernanda, N. (2011). Analisis peramalan tingkat produksi dan konsumsi gula Indonesia dalam mencapai swasembada gula nasional. Skripsi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Kartiko, C. (1998). Dinamika produksi dan distribusi tebu serta implikasinya terhadap keragaan agroindustri dan perkembangan wilayah Jawa Timur. Tesis, Institut Pertanian Bogor, IPB.
Nugrahapsari, R. A. (2013). Model swasembada gula kristal putih nasional dengan pendekatan sistem dinamik. Tesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suhada, B. (2012). Strategi peningkatan produktivitas dalam mendukung kebijakan klaster industri gula tebu di Indonesia. Disertasi, Institut Pertanian Bogor, IPB, Bogor.
Zaini, A. (2011). Analisis ekonomi politik swasembada gula Indonesia: kombinasi model oligopolistik dinamik dan fungsi preferensi politik. Disertasi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sumber Digital:
Tchereni, B. H. M., Ngalawa, H. P. E., and Sekhampu, T. J. (2012). Technical efficiency of smallholder sugarcane farmers in Malawi: the case of kasinthula cane growing scheme. Studia UBB Oeconomica, 57(2), 3-13. Diperoleh tanggal 29 Oktober 2012, dari http://search.proquest.comdocview/1034970139/fulltextPDF/13C3205A66471CE36C2/?accountid=32819.
Dinas Perkebunan Jawa Timur. (2011). Pembangunan pabrik gula di Jawa Timur. Diperoleh tanggal 14 Februari 2015, dari http://www.disbun. JawaTimurprov.go.id/berita. php?id=59.
Dinas Perkebunan Jawa Timur. (2012a). Pendapatan petani perkebunan. Diperoleh tanggal 25 Februari 2015, dari http://disbun.jatimprov.go.id/pendapatanpetani.php
Dinas Perkebunan Jawa Timur. (2012b). Publikasi statistik perkebunan 2011. Jawa Timur: Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Diperoleh tanggal 25 Februari 2015, dari http://disbun.jatimprov.go.id/dbdata/dwnlad/statistik/Angka%20Perkebunan2011.pdf
Dinas Perkebunan Jawa Timur. (2015). Nilai tukar petani perkebunan rakyat. Diperoleh tanggal 2 Februari 2015, dari http://disbun.jatimprov.go.id/ntp-pr.php.
Badan Pusat Statistik. (2012). Statistik tebu Indonesia. Jakarta. Diperoleh tanggal 5 Februari 2014, dari http:// www.bps.go.id/publications/publikasi2013.php?pg=38 .
Baghat, J. J. (2011). National plan in efficiency of Indonesian sugar industry- field and factory. Diperoleh tanggal 8 Oktober 2014, dari http://www.xa.yimg.com/kq/groups/15720795/887787271/name/write-up.Html
Koo, W. W. and Taylor, R. D. (2011). Outlook of the US and world sugar markets, 2010-2020. US Agricultural Economics Report No. 444, July 2000. North Dakota State University. Diperoleh tanggal 15 Maret 2014, dari http://ageconsearch. umn.edu/bitstream/23148/1/aer444.pdf.
Nevez, M., Vinicius, G. T., and Consoli, M. (2009). The sugar energy map of Brazil. Diperoleh tanggal 2 Januari 2014, dari http://www.sugarcane.org.
Valdes, C. (2011). Brazil’s ethanol industry: looking forward, a report from the economic research service. United States Department of Agriculture (USDA), Bio-02, June 2011. Diperoleh tanggal 6 Juni 2015, dari www.ers.usda.gov/media/126865/bio02.pdf.
Peraturan Perundang-undangan:
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 11/M_IND/PER/I/2010.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Refbacks
- There are currently no refbacks.