AGLOMERASI, PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI, DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JAKARTA

Ariesy Tri Mauleny
| Abstract views: 2602 | views: 4776

Abstract

Perpaduan pembangunan Jakarta dan daerah sekitarnya secara alami berawal dari aglomerasi yang didorong oleh konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi yang meliputi aspek ruang, tingkat komunitas, skala kota, dan kawasan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan keterkaitan antara aglomerasi, pertumbuhan, dan perubahan sosial ekonomi yang terjadi di Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah metode estimasi regresi data panel fixed effect menggunakan data kota/kabupaten administrasi di Jakarta tahun 2008-2013. Hasil penelitian menunjukkan aglomerasi produksi berpengaruh nyata dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi namun negatif terhadap tingkat kemiskinan dan IPM. Sementara aglomerasi penduduk berpengaruh nyata dan negatif bagi pertumbuhan dan tingkat kemiskinan namun positif terhadap IPM. Kota/kabupaten yang memiliki tanda fixed effect cross positif terhadap perkembangan sosial ekonomi adalah Jaksel, Jaktim, Jakpus, dan Jakbar, sementara Jakut dan Kepulauan Seribu menunjukkan tanda negatif. Rancangan kawasan megapolitan Jabodetabekjur diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan Jakarta seperti banjir, kemacetan dan sampah, serta permasalahan tata ruang lainnya. Mempercepat koordinasi untuk penanganan isu-isu strategis daerah yang dapat meningkatkan kinerja perekonomian secara keseluruhan dan memperluas dampak pemerataan pembangunan, harus segera dilakukan. Pengembangan sistem transportasi yang menunjang aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya, perbaikan kualitas jalan, pengembangan angkutan umum massal, serta peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam pengendalian urbanisasi dan pengelolaan tata ruang dan wilayah, menjadi alternatif solusi yang dapat dilakukan.

Keywords

aglomerasi; sosial ekonomi; pembangunan; Jakarta

Full Text:

Untitled

References

Buku:

Adisasmita, R. (2014). Pertumbuhan wilayah dan wilayah pertumbuhan. Jakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Bappenas. (2014). Seri analisa pembangunan daerah; Perkembangan pembangunan Provinsi DKI Jakarta 2014. Jakarta: Bappenas.

BPLHD Pemprov DKI Jakarta. (2013). Laporan status lingkungan hidup daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2013. Jakarta: Pemprov DKI Jakarta.

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. (2013a). Ringkasan eksekutif keadaan angkatan kerja DKI Jakarta 2013. Jakarta: BPS DKI Jakarta.

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta. (2013b). Jakarta dalam angka 2013. Jakarta: BPS DKI Jakarta.

Colell, A. M., Whinston, M. D., and Green, J. R. (1995). Microeconomic theory. New York: Oxford University Press.

Ekananda, M. (2014). Analisis ekonometrika data panel (cet. Pertama). Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Kementerian Dalam Negeri. (2013). Buku induk kode dan data wilayah. Jakarta: Kementerian Dalam Negeri.

Kuncoro, M. (2012). Perencanaan daerah; bagaimana membangun ekonomi lokal, kota, dan kawasan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kuncoro, M. (2013). Mudah memahami dan menganalisis indikator ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sjafrizal. (2012). Ekonomi wilayah dan perkotaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Stimson, Stough, R. and Brown, R. (2012). Regional economics development: Analysis and planning strategy. Berlin: Springer Verlag.

Suparmoko. (2012). Ekonomi sumber daya alam dan lingkungan, suatu pendekatan teoritis (cet. Ke-4). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

World Bank. (2014). Kajian kebijakan pembangunan 2014, Indonesia menghindari perangkap. Jakarta: The World Bank Office Jakarta.

Artikel dalam Jurnal danWorking Paper:

Ibrahimy, D. (2011). Permasalahan dan solusi bagi urbanisasi dan over-populasi di kota megapolitan. Pascasarjana Sosiologi Universitas Airlangga, Semarang.

Kim, S. R. (1999). Resources, and economic geography: Source of US. regional comparative advantages. Journal Regional Science and Urban Economics, 29, 1-32.

Riandoko, B dan Sugianto, F. X. (2013). Pengaruh pertumbuhan ekonomi, share sektor industri dan pertanian serta tingkat jumlah orang yang bekerja terhadap ketimpangan wilayah antar kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2002-2010. Diponegoro Journal of Economics, 2(1), 1-14.

Santoso, A. B. dan Prabatmodjo, H. (2012). Aglomerasi industri dan perubahan sosial ekonomi di Kabupaten Bekasi. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, SAPPK ITB, 1(2), 73-82.

Siagian, M. (2005). Aglomerasi dan kemiskinan perkotaan. Jurnal Wawasan, 11(2), 41-46.

Suprapto. (2011). Statistik pemodelan bencana banjir Indonesia (kejadian 2002-2010). Jurnal Penanggulangan Bencana, 2(2), 34-47.

Suryaningrum, A. 2000. Pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Media Ekonomi dan Bisnis Undip Semarang, 12(1), 8-16.

Suryanto. (2009). Mampukah PDB hijau mengakomodasi degradasi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan UMY, 10(1), 13-24.

Widarjono, A. (1999). Analisis kausalitas penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 4(2), 24-30.

Sumber Digital:

Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian. (2015). Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ), Kementerian Perhubungan RI. Diperoleh tanggal 17 Maret

, dari http://ppid.dephub.go.id/files/datalitbang/bptj/laporan_RITJ_30-6-2015_AR.pdf.

Bisnis Indonesia. (2012). Banjir dan perekonomian. Diperoleh tanggal 4 Februari 2014, dari http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_ schema=PORTAL. Dampak banjir terhadap perekonomian nasional. Diperoleh tanggal 4 Februari 2014, dari http://rri.co.id/index.php/editorial/183/Dampak-Banjir-Terhadap-Perekonomian-Nasional#.Uu3lcvldWzQ.DKI Jakarta rentan perubahan iklim. Diperoleh tanggal 4 Februari 2014, dari http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?

nNewsId=33477.

Investor Daily Indonesia. (2012). Pertumbuhan pencakar langit Jakarta 87,5 persen. Diperoleh tanggal 1 Mei 2014, dari http://www.investor.co.id/home/pertumbuhan-pencakar-langitjakarta-875/40871.Jakarta, kota dengan mal terbanyak di dunia. Diperoleh tanggal 17 Maret 2014, dari http://metro.news.viva.co.id/news/read/165684-jumlah-mal-di-jakarta-sudah-tak-ideal.Jakarta, kota dengan pertumbuhan terpesat sedunia.Diperoleh tanggal 29 April 2014, dari http://www.tempo.co/read/news/2014/04/27/083573662/Jakarta-Kota-dengan-Pertumbuhan-Terpesat-Sedunia.

Tinjauan ekonomi dan keuangan daerah Provinsi DKI Jakarta. Diperoleh tanggal 10 Maret 2014, dari http://www.djpk.depkeu.go.id/attachments/article/257/09.%20DKI% 20JAKARTA.pdf. Warga Bekasi desak Jakarta tidak buang sampah ke Bantargebang semua. Diperoleh tanggal 5 November 2015, dari http://megapolitan.

kompas.com/read/2015/11/05/21384811/Warga.Bekasi.Desak.Jakarta.Tidak.Buang.Sampah.ke.Bantargebang.Semua.

Sumber Lain:

BPS DKI Jakarta. (2014). Berita resmi statistik No.09/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014, hal. 5. Pertumbuhan ekonomi Jakarta Tahun 2014.

Dahuri, R. (2014). Banjir Jakarta dan solusinya. Koran Sindo 21 Januari 2014.

Hariani, P. (2014). Analisis konsentrasi ekonomi dan penduduk perkotaan di Indonesia. Disertasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sandhika, A. W. (2011). Analisis pengaruh aglomerasi, tenaga kerja, jumlah penduduk, dan modal terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal. Skripsi. FEB Univ. Diponegoro Semarang.

Sigalingging, A. J. (2008). Dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesenjangan wilayah. Skripsi. Fakultas Ekonomi UNDIP, Semarang, 2008.

Sihombing, K. (2008). Pengaruh aglomerasi, modal, tenaga kerja, dan kepadatan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak. Skripsi. Fakultas Ekonomi Undip Semarang.

Susetyo, D. (2011). Analisis pengaruh tingkat investasi, aglomerasi, tenaga kerja, dan indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi Undip Semarang.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.