PEMERINGKATAN FAKTOR KEBERLANGSUNGAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA SURAKARTA

Deny Dwi Hartomo, Malik Cahyadin
| Abstract views: 1039 | views: 709

Abstract

Industri kreatif di Kota Surakarta merupakan salah satu jenis industri yang berkembang cukup baik. Terdapat delapan faktor yang menjadi penentu keberlangsungan usaha di antaranya adalah faktor keluarga, kebijakan pemerintah, kemitraan usaha, dan manajemen usaha. Permasalahannya adalah faktor-faktor tersebut belum diperingkat berdasarkan prioritasnya dalam keberlangsungan usaha. Untuk itu tujuan penelitian ini adalah menganalisis pemeringkatan faktor-faktor penentu keberlangsungan usaha industri kreatif di Kota Surakarta. Metode analisis penelitian adalah analytic hierarchy process (AHP). Metode sampling penelitian adalah purposive sampling dan jumlah responden penelitian adalah dua puluh pelaku usaha industri kreatif di Kota Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prioritas faktor penentu keberlangsungan usaha industri kreatif di Kota Surakarta adalah faktor keluarga, kondisi lingkungan, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, kemitraan usaha, manajemen dan keuangan, produksi, pasar dan pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka rekomendasinya adalah (a) langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh para pelaku usaha terkait erat dengan prioritas faktor penentu keberlangsungan usaha, dan (b) langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta terkait erat dengan kebijakan pengembangan usaha kreatif dan integrasi pelaksanaan program dengan berbagai instansi.

Keywords

pemeringkatan; keberlangsuhan usaha; industri kreatif; AHP

Full Text:

Untitled

References

Artikel dalam Jurnal dan Working Paper:

Cunningham, Stuart. “The Creative Industries After Cultural Policy: A Genealogy and Some Possible Preffered Futures”. International Journal of Cultural Studies, 7(1), 2004, pp. 105-115.

de Bruin, Anne. “Multi-Level Entrepreneurship in the Creative Industries”. Entrepreneurship and Innovation, 2005, pp. 143-150.

Groen, Aard J. “Knowledge Intensive Entrepreneship in Networks: Towards A Multi-Level/Multi Dimensional Approach”. Journal of Enterprising Culture, 13(1), 2005, pp. 69-88.

Seelos, Christian and Johanna Mair. “Social Entrepreneurship: Creating New Business Models to Serve the Poor”. Business Horizons No. 48, 2005, pp. 241-246.

Artikel dalam Seminar:

Licht, Amir N. and Jordan I. Siegel. “The Social Dimension of Entrepreneurship”. The World Bank Workshop, 2006.

Pistrui, David. “Entrepreneurhsip, Culture Forces, and Creative Distraction”. Industrial Organization Conference. March, 2009.

Sari, Diana, Quamrul Alam, Nicholas Beaumont. “Internationalisation of Small Medium Sized Entreprises in Indonesia: Entrepreneur Human and Social Capital”. The 17th Biennial Conference of the Asian Studies Association of Australia. Melbourne, July, 1-3, 2008.

Walcott, Ian W. “Export Orientation and the Cultural Industries: The Case of Barbados”. SALISES Conference. Trinidad, March, 2007, pp. 26-28.

Dokumen:

DeCoster, Jamie. “Overview of Factor Analysis”. University of Alabama, 1998.

Ahmad, Nadim and Anders Hoffman. “A framework for Addressing and Measuring Entrepreneurship”. Paris, November, 20. 2007.

Deny Dwi Hartomo, Malik Cahyadin, dan Sunarjanto. “Identifikasi Faktor Penentu Keberlangsungan Usaha Industri Kreatif di Kota Surakarta”. UNS, 2012.

Kementerian Perdagangan RI. “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”. Jakarta, 2008.

________. “Studi Industri Kreatif Indonesia 2009”. Jakarta, 2009.

Gawell, Malin, Bengt Johannisson and Mats Landqvist. “Entrepreneurship in the Name of Society”. Knowledge Foundation, 2009.

Gribben, Anthony A. “Entrepreneurship Learning: Challenges and Opportunities”, 2006.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.