Judicial Activism dalam Pengujian Konstitusionalitas Undang-Undang Ratifikasi (Judicial Activism in Reviewing the Constitutionality of the Ratification Law)

Dicky Eko Prasetio, Adam Ilyas
| Abstract views: 0 | views: 0

Abstract

The review of the ratification law still raises polemics regarding whether or not a ratification law can be constitutionally reviewed at the Constitutional Court. Therefore, this study will examine the position of ratification law related to constitutionality review by the Constitutional Court. The research method used is normative juridical research, with a statutory approach and a conceptual approach. The results of the study indicate that judging from its form and urgency, the ratification law has an equal position with ordinary laws. Hence, the ratification law is part of the phrase “law” which is the object of review by the Constitutional Court. Assessing from the concept of judicial activism, the activeness of judges is needed in reviewing the ratification law based on the concept of the law is non-transferability of law so that the ratification law, which is the result of international agreements, is not “sub-ordinated” to national law. Therefore, the review against the ratification law can be carried out in the Constitutional Court by means of extensive interpretation of the phrase “law” so that it includes not only ordinary laws but also ratification laws. In addition, in future arrangements regarding the review of the ratification law, the Constitutional Court needs to carry out judicial activism, namely a progressive and substantive effort to review the compatibility between the ratification law and the constitution. In practice, this can be done in the future by means of a judicial preview as a legal effort for the Constitutional Court to review the ratification law.

 

Abstrak

Pengujian undang-undang (UU) ratifikasi selama ini masih menimbulkan polemik terkait boleh atau tidaknya dilakukan constitutional review di Mahkamah Konstitusi (MK). Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji bagaimana kedudukan UU ratifikasi terkait pengujian konstitusionalitas oleh MK. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilihat dari bentuk dan urgensinya maka UU ratifikasi memiliki kedudukan yang sederajat dengan UU biasa sehingga secara hukum UU ratifikasi merupakan bagian dari frasa “undang-undang” yang merupakan objek pengujian dari MK. Dilihat dari konsep judicial activism, keaktifan hakim diperlukan dalam pengujian UU ratifikasi berdasarkan konsep the law is non transferability of law supaya UU ratifikasi yang merupakan hasil perjanjian internasional tidak bersifat “sub-ordinasi” bagi hukum nasional. Oleh karena itu, pengujian UU ratifikasi dapat dilakukan di MK dengan cara penafsiran secara ekstensif atas frasa “undang-undang” sehingga bukan hanya meliputi UU biasa, namun juga termasuk UU ratifikasi. Selain itu, pengaturan ke depan mengenai pengujian UU ratifikasi maka MK perlu melakukan judicial activism yaitu upaya progresif dan substantif untuk menguji kesesuaian antara UU ratifikasi dengan konstitusi. Hal ini dalam praktiknya, ke depan dapat dilakukan dengan upaya judicial preview sebagai upaya hukum
MK menguji UU ratifikasi.

Keywords

UU ratifikasi; judicial activism; constitutional review; ratification law

Full Text:

PDF

References

Aditya, Zaka Firma, dan Muhammad Reza Winata. “Rekonstruksi Hierarki Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia (Reconstruction of the Hierarchy of Legislation in Indonesia).” Negara Hukum: Membangun Hukum Untuk Keadilan dan Kesejahteraan 9, no. 1 (June 2018). https://doi.org/10.22212/jnh.v9i1.976.

Alistar (Hîrlav), Emima. “The Relation Between Law and Morality.” in Research Association For Interdisciplinary Studies, 2–4, 2019.

https://doi.org/10.2139/ssrn.3388103.

Ariadno, Melda Kami. “Kedudukan Hukum Internasional dalam Sistem Hukum Nasional.” Jurnal Hukum Internasional 5, no. 3 (2008): 511.

Bakar, Dian Utami Mas. “Pengujian Konstitusional Undang-Undang

Pengesahan Perjanjian Internasional.” Jurnal Yuridika 24, no. 3 (2014): 288.

Dewanto, Wisnu Aryo. “Memahami Arti Undang-Undang Pengesahan Perjanjian Internasional di Indonesia.” Opini Juris 4

(2012).

Dicky Eko Prasetio, et.al. “Policy Evaluation of the Imposition of Restrictions on Emergency Community Activities (PPKM) in East

Java.” In Proceedings of the International Joint Conference on Arts and Humanities 2021 (IJCAH 2021), 871–878, 2021.

Faiz, Pan Mohamad. “Dimensi Judicial Activism dalam Putusan Mahkamah Konstitusi.” Jurnal Konstitusi 13, no. 2 (2016): 406.

https://doi.org/10.31078/jk1328.

Febriansyah Ramadhan, Ilham Dwi Rafiqi. “Study of Constitutional Court Decisions Cancelling All Norms in the Law.” Legality

, no. 2 (2021): 289.

Garner, Bryan A.dan Henry Campbell Black. Black’s Law Dictionary. Minnesota: West Group, n.d.

Haryadi, Lilik, and Suteki. “Implementasi Nilai Keadilan Sosial oleh Hakim dalam Perkara Lanjar Sariyanto dari Perspektif Pancasila

dan Kode Etik Profesi Hakim.” Jurnal Law Reform 13, no. 2 (2017): 176.

Hutapea, Bungasan. “Alternatif Penjatuhan Hukuman Mati di Indonesia Dilihat dari Perspektif HAM.” Jurnal HAM 7, no. 2

(2016): 77.

Jimly Asshiddiqie. Model-Model Pengujian Konstitusional di Berbagai Negara. Negara, Jakarta: Sinar Grafika, 2006.

Konradus, Danggur. “Politik Hukum Berdasarkan Konstitusi.” Jurnal Masalah-Masalah Hukum 45, no. 3 (2016): 199.

Kurniawan, I Gede Agus. “The Reconstruction of Subjectum Litis in Term of Reflections on Constitutional Dissolution of Political

Parties.” Akta 9, no. 1 (2022): 104–19.

Markus Marselinus Soge, Rikson Sitorus. “Kajian Hukum Progresif Terhadap Fungsi Pemasyarakatan dalam Rancangan Undang-

Undang Pemasyarakatan.” Legacy : Jurnal Hukum Dan Perundang-Undangan 2, no. 2 (2022): 5–24.

Melatyurga, Ninin, dan Titon Slamet Kurnia. “Perjanjian Internasional dalam Hukum Nasional.” Jurnal Refleksi 2, no. 2 (2018): 195.

Mendenhall, Allen. “Oliver Wendell Holmes Jr. and the Darwinian Common Law Paradigm.” European Journal of Pragmatism

and American Philosophy 7, no. 2 (2015): 1–22.

Munawaroh, Nafiatul, dan Mayam Nur Hidayati. “Integrasi Pengujian Peraturan Perundang-Undangan di Mahkamah

Konstitusi Sebagai Upaya Pembangunan Hukum Indonesia.” Jurnal IUS QUIA ISTUM 22, no. 2 (2015): 256.

Ni’matul Huda, R. Nazriyah. Teori dan Pengujian Peraturan Perundang-Undangan. Digital. Bandung: Nusamedia, 2020.

Prabowo, Bagus Surya, dan Wiryanto Wiryanto. “Konsistensi Pembuatan Norma Hukum dengan Doktrin Judicial Activism dalam

Putusan Judicial Review.” Jurnal Konstitusi 19, no. 2 (June 2022): 359. https://doi.org/10.31078/jk1925.

Purnamasari, Galuh Candra. “Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Melakukan Judicial Review Terhadap Undang-Undang

Ratifikasi Perjanjian Internasional.” Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum 2, no. 1 (2018): 1–16. https://doi.org/10.24246/jrh.2017.

v2.i1.p1-16.

Rahardjo, Satjipto. Biarkan Hukum Mengalir. Jakarta: Kompas, 2007.

Ridwansyah, Muhamad. “Mewujudkan Keadilan, Kepastian, dan Kemanfaatan dalam Qanun Bendera dan Lambang Aceh.” Jurnal Konstitusi 13, no. 2 (2016): 283.

Rubaie, Ach., Nyoman Nurjaya, Moh. Ridwan, dan Istislam Istislam. “Putusan Ultra Petita Mahkamah Konstitusi.” Jurnal Konstitusi 11,

no. 1 (2016): 85. https://doi.org/10.31078/jk1115.

Sagama, Suwardi. “Analisis Konsep Keadilan, Kepastian Hukum, dan Kemanfaatan dalam Pengelolaan Lingkungan.” Jurnal Pemikiran Hukum Islam XV, no. 1 (2016): 22.

Sarmadi, A. Sukris. “Membebaskan Positivisme Hukum ke Ranah Hukum Progresif (Studi Pembacaan Teks Hukum Bagi Penegak

Hukum).” Jurnal Dinamika Hukum 12, no. 2 (2012): 334.

Satriawan, Iwan, dan Tanto Lailam. “Open Legal Policy dalam Putusan Mahkamah Konstitusi dan Pembentukan Undang-Undang.” Jurnal Konstitusi 16, no. 3 (October 2019): 559.

https://doi.org/10.31078/jk1636.

Satriawan, Muhammad Iwan, dan Mukhlis. “Memurnikan Mahkamah Konstitusi.” Sasi 24, no. 1 (2018): 47. https://doi.org/10.47268/sasi.v24i1.118.

Setyanegara, Ery. “Kebebasan Hakim Memutus Perkara dalam Konteks Pancasila (Ditinjau dari Keadilan ‘Substantif’).” Jurnal Hukum Dan Pembangunan 44, no. 4 (2013): 463.

Siahaan, Maruarar. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2015.

Songko, Gerald E. “Kekuatan Mengikat Perjanjian Internasional Menurut Konvensi Wina Tahun 1969.” Jurnal Lex Privatum IV,

no. 4 (2016): 49.

Starke, Joseph G. Pengantar Hukum Internasional. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.

Suhardjana, Johannes. “Supremasi Konstitusi Adalah Tujuan Negara.” Jurnal Dinamika Hukum 10, no. 3 (2010): 268.

Suteki. Desain Hukum di Ruang Sosial. 1st ed. Semarang: Thafa Media, 2013.

Widayati. “Problem Ketidakpatuhan terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pengujian Undang-Undang.” Jurnal

Pembaharuan Hukum IV, no. 1 (2017): 2.

Yuliandri. Asas-Asas Pembentukan Perundang-Undangan yang Baik. 1st ed. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2009.

Yuliantara, Moch. Najib, Rizky Anandasigit Nugraha, Aisyah Abbas, Rona Utami, dan Supartiningsih. “Analisis Implementasi

Keadilan Sosial Pancasila pada Populasi Anak Penyandang HIV/AIDS Di Yogyakarta.” Jurnal Filsafat 29, no. 1 (2019):

–33.

Copyright (c) 2022 Negara Hukum: Membangun Hukum untuk Keadilan dan Kesejahteraan
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.

ISSN: 2614-2813

Hosted by Mason Publishing, part of the George Mason University Libraries.