Koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam Menanggulangi Bencana di Kabupaten Purworejo

Vira Amalia Bakti, Fadlurrahman Fadlurrahman

Abstract

Purworejo Regency is the second-highest disaster-prone area in Central Java Province. From the 494 villages and sub-districts in Purworejo Regency, around 90% are areas prone to natural disasters such as typhoons, landslides, and floods. One of the efforts in disaster management is coordination between stakeholders. On this basis, this study aims to analyze the coordination of the Regional Disaster Management Agency (BPBD) of Purworejo Regency and to find out the factors that encourage successful coordination between BPBD and other institutions in disaster management. The approach used is a qualitative method, with data collection techniques by interview, observation, and documentation. The informant selection technique used was purposive sampling with four informants. The results showed that coordination of BPBD of Purworejo Regency in the pre, during, and the post-disaster condition is good enough to overcome the disasters seen through the basic coordination mechanism (vertical and horizontal). However, coordination still faces obstacles, for example, there are community and private organizations that do not coordinate with the BPBD of Purworejo Regency during disasters. The factors that drive successful coordination include meeting forums (physical and non-physical), transparency in decision making, evaluation with stakeholders, and the use of decentralization for stakeholders.


Abstrak

Kabupaten Purworejo merupakan daerah rawan bencana tertinggi kedua di Provinsi Jawa Tengah. Dari 494 desa dan kelurahan di Kabupaten Purworejo, sekitar 90% merupakan daerah rawan bencana alam seperti puting beliung, tanah longsor, dan banjir. Salah satu usaha dalam manajemen penanggulangan bencana yakni melakukan koordinasi antarpihak. Atas dasar tersebut, studi ini bertujuan untuk menganalisis koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo serta mengetahui faktor-faktor pendorong keberhasilan koordinasi antara BPBD dengan instansi/lembaga lainnya dalam penanggulangan bencana. Pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif dengan metode pengumpulan data secara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling,dengan jumlah informan sebanyak empat orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koordinasi BPBD Kabupaten Purworejo pada kondisi pra, saat, dan pascabencana sudah cukup baik untuk menanggulangi bencana, yang terlihat melalui mekanisme dasar koordinasi (vertikal dan horizontal). Namun koordinasi masih mengalami hambatan, misalnya: adanya organisasi masyarakat dan pihak swasta yang tidak melakukan koordinasi dengan BPBD saat terjadi bencana. Faktor-faktor pendorong keberhasilan koordinasi di antaranya: adanya forum pertemuan (fisik dan nonfisik), transparansi dalam penciptaan keputusan, evaluasi secara bersama para pihak, dan dukungan desentralisasi penanganan bencana di setiap instansi sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) masing-masing pihak.

Keywords

BPBD of Purworejo Regency, disaster coordination, disaster management; BPBD Kabupaten Purworejo, koordinasi bencana, penanggulangan bencana

Full Text:

PDF

References

Achyar, E., Schmidt-Vogt, D., & Shivakoti, G. P. (2015). Dynamics of the MultiStakeholder Forum and its Effectiveness in Promoting Sustainable Forest Fire Management Practices in South Sumatra, Indonesia. Environmental Development, 13, 4–17. doi: 10.1016/j.envdev. 2014.11.002

Amran. (2016). Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor Melalui Kelompok Kampung Siaga Bencana. PEKSOS: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial, 15(1), 139–153. doi: 10.31595/peksos.v15i1.69

Bahadori, M., Khankeh, H. R., Zaboli, R., & Malmir, I. (2015). Coordination in Disaster: A Narrative Review. International Journal of Medical Reviews, 2(2), 273–281.

Guo, X. & Kapucu, N. (2015). Network Performance Assessment for Collaborative Disaster Response. Disaster Prevention and Management, 24(2), 201–220. doi: 10.1108/DPM-10-2014-0209

Heksantoro, R. (2018, Mei, 18). Cilacap dan Purworejo Jadi Daerah Paling Rawan Bencana di Jateng. detik.com. Diakses dari https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-3918132/cilacap-dan-pBahadoriurworejo-jadi-daerah-paling-rawan-bencana-di-jateng.

Horney, J., Nguyen, M., Salvesen, D., Tomasco, O., & Berke, P. (2016). Engaging the public in planning for disaster recovery. International Journal of Disaster Risk Reduction, 17, 33–37. doi: 10.1016/j.ijdrr.2016.03.011

Hustedt, T. & Danken, T. (2017). Institutional Logics in Inter-Departmental Coordination: Why Actors Agree on A Joint Policy Output. Public Administration, 9(3), 51–14. doi: 10.1111/padm.12331

Indonesia Negara Rawan Bencana. BBC News Indonesia. 10 Agustus 2011. Diakses dari Indonesia negara rawan bencana - BBC News Indonesia.

Kaynak, R. & Tuger, A. T. (2014). Coordination and

Collaboration Functions of Disaster Coordination Centers for Humanitarian Logistics. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 109, 432–437. doi: 10.1016/j.sbspro.2013.12.486

Kurniawati, C. P. (2015). Kajian Permasalahan Kebijakan Penetapan Status Bencana, Kelembagaan BPBD, dan Pengelolaan Bantuan Pasca Terbitnya UU Nomor 24 Tahun 2007. Jurnal Tata Kelola dan Akuntabilitas Keuangan Negara, 1(1), 95–106. doi: 10.28986/jtaken.v1i1.19

Lubis, E. E. & Wahyudi, F. (2016). Pola Komunikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau dalam Mencegah dan Menanggulangi Bencana Asap di Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, 3(2), 1–15.

Octorano, D. F. (2015). Pengaruh Koordinasi, Kompetensi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Unit Layanan Pengadaan Kementerian Agama Pusat (ULP Kemenag Pusat). Jurnal MIX, 5(1), 108–123. doi: 10.22441/jurnal_mix

Putra, R. W. (2015). Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana Banjir oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Kabupaten Kutai Barat. eJournal Ilmu Pemerintahan, 3( 4), 1940–1950.

Ramdani, E. M. (2015). Koordinasi oleh BPBD dalam Penanggulangan Bencana Banjir di Kabupaten Bandung. Jurnal Ilmu Administrasi, 12(3), 383–406, doi: 10.31113/jia. v12i3.50

Saputra, E. (2018). Manajemen Komunikasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Terhadap Bencana Banjir di Kabupaten Kampar. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, 5(1), 1–14.

Saut, P. D. (2018, Februari 23). Ini Daftar BPBD Terbaik Versi BNPB. detiknews. Diakses dari https://m.detik.com/news/berita/d-3881159/ini-daftar-bpbd-terbaik-versi-bnpb.

Gus. (2017, April 17). 90 persen desa di purworejo rawan bencana. krjogja.com. Diakses dari http://www.krjogja.com/web.news/read/30202/90_Persen_Desa_di_Purworejo_Rawan_Bencana.

Stoner, J.A.F. & E. Freeman. (1992). Management (Fifth Edition). New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukarno, F. (2016). Koordinasi dalam Pengelolaan Objek Wisata Taman Nasional Kayan Mentarang di Desa Tanjung Lapang Kilometer Delapan Kabupaten Malinau. eJournal Pemerintahan Integratif, 4(2), 217–232.

Wicaksono, N.A. (2020, Oktober 22). Purworejo masuk wilayah risiko rawan bencana di Jateng. medcom.id. Diakses dari https://www.medcom.id/nasional/daerah/3NOqy83k-purworejo-masuk-wilayah-risiko-rawan-bencana-di-jateng.

Wijaya, C. (2017). Perilaku Organisasi. Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia.

Yoseph-Paulus, R. Y., & Hindmarsh, R. (2016). Addressing Inadequacies of Sectoral Coordination and Local Capacity Building in Indonesia for Effective Climate Change Adaptation. Climate and Development, 10(1), 35–48, doi: 10.1080/17565529.2016.1184609


DOI: https://doi.org/10.46807/aspirasi.v11i2.1594

Refbacks

  • There are currently no refbacks.