Potret Kesejahteraan dan Strategi Hidup Pekerja Kontrak dan Outsourcing Sektor Industri Teknologi Informasi dan Komunikasi

Anggi Afriansyah

Abstract

The information and communication technology (ICT) industrial sector requires two preconditions for its workers: higher education and skills appropriate to the areas of expertise. The problem is, a high educational background owned does not necessarily correlate with the level of well-being, particularly for outsourcing and contract workers. Therefore, this paper examines the welfare of the workers on three aspects, (i) socio-economic conditions, (ii) the rights acquired, and (iii) social security. To get the portrait of welfare and fulfillment strategy for contract workers and outsourcing of ICT workers in Jakarta, in-depth interviews were conducted to ten workers, consisting of eight men and two women with the age range between twenty-three to forty years old. This paper describes the condition of contract and outsourcing workers in the ICT sector who held higher education degree that still have inadequate bargaining power and must work hard to sustain their livelihood. This condition causes them to devise strategies such as saving, selection of a place to stay, look for overtime, look for additional work, and try to live a healthy life. Given these findings, the government should actively collaborate with universities and industries so that workers who entered the industry have a better bargaining position.


Sektor industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mensyaratkan dua prasyarat bagi pekerjanya, yaitu: jenjang pendidikan tinggi dan keterampilan sesuai bidang keahlian. Permasalahannya, latar pendidikan tinggi yang dimiliki tidak selalu berkorelasi dengan tingkat kesejahteraan, utamanya bagi pekerja kontrak dan outsourcing (alih daya). Oleh karena itu, tulisan ini menelaah kesejahteraan pekerja dari tiga aspek: (i) kondisi sosial ekonomi, (ii) hak yang diperoleh, dan (iii) jaminan sosial. Untuk mendapat potret kesejahteraan dan strategi pemenuhan kebutuhan hidup pekerja kontrak dan alih daya bidang TIK di DKI Jakarta, dilakukan wawancara mendalam kepada sepuluh pekerja, terdiri dari delapan orang laki-laki dan dua orang perempuan dengan rentang usia dua puluh tiga tahun sampai empat puluh tahun. Tulisan ini menjelaskan kondisi pekerja kontrak dan alih daya di sektor TIK yang meskipun memiliki pendidikan tinggi tetapi tidak memiliki posisi tawar memadai. Seperti halnya pekerja sektor lain, mereka pun harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan. Kondisi tersebut menyebabkan mereka harus berstrategi mulai dari berhemat, menabung, pemilihan tempat tinggal, mencari lemburan, mencari tambahan pekerjaan, dan berusaha hidup sehat. Merujuk pada temuan tersebut, pemerintah harus secara aktif berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan industri agar pekerja yang masuk ke dunia industri memiliki posisi tawar yang lebih baik.

Keywords

Contract and outsourcing worker; welfare; survival strategy; information and communication technology

Full Text:

pdf

References

Jurna

Carlson D.S & Kacmar, K.M.(1994). “Learned Helplessness as a Predictor of Employee Outcomes: An Applied Model”. Human Resources Management Review Vol.4, No. 3 Tahun 1994.

Kalberg, Stephen.(1980). “Max Weber’s Types of Rationality: Cornerstones for the Analysis of Rationalization Processes in History.” The American Journal of Sociology, Vol. 85, No. 5 (Mar., 1980), pp. 1145-1179.

Milawati, Resmi Setia. (2011). “Bekerja di Jam Kuburan: Studi Tentang Industri Jasa Pusat Pelayanan Berbasis Pasar Internasional di Metro Manila, Filipina.” Jurnal Analisis Sosial Vol. 16 No. 1 September 2011. Bandung: YayasanAkatiga.

Nawawi. (2013). “Polemik Hubungan Kerja Outsourcing.” Jurnal Masyarakat Indonesia Vol. 39, No. 1 Juni 2013.

Ningrum, Vanda, dkk.(2014). “Pola Pengeluaran dan Gaya Hidup Penduduk Muda Kelas Menengah: Studi Empiris Perkotaan di Jabodetabek.” Jurnal Kependudukan Indonesia Vol. 9 No 2 Tahun 2014

Utomo, Luksanto.(2014). “Permasalahan Outsourcing dalam Sistem ketenagakerjaan Indonesia.” Jurnal Lex. Publika. Volume 1 Nomor 1 Januari 2014.

Buku

Abercrombie, N., Hill,& S., Turner, BS. (2010). The Penguin Dictionary of Sociology (Edisi Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BPS. (2014). Statistik Perusahaan Informasi dan Telekomunikasi 2014. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

BPS.(2015). Indikator Kesejahteraan Rakyat 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

BPS. (2015). Keadaan Angkatan Kerja di Indonesia Agustus 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

BPS. (2015). Pengeluaran Konsumsi Penduduk Indonesia Per Provinsi 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Cresswell, John W. (2006). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approach, Second Edition. London: Sage Publications.

Herawati, R., Dewayanti, R., & Sriyuliani, W. 2011. Penelitian Praktek Kerja Outsourcing Pada Sub-Sektor Perbankan: Studi Kasus Jakarta, Surabaya, dan Medan. Bandung: Akatiga-Opsi-Fes.

Herawati, Rina. (2010). Kontrak dan Outsourcing Harus Makin Diwaspadai. Bandung: Akatiga-FES.

ILO. (2015). Tren Ketenagakerjaan dan Sosial di Indonesia 2014 - 2015: Memperkuat Daya Saing dan Produktivitas Melalui Pekerjaan Layak. Kantor Perburuhan Internasional – Jakarta: ILO

Jones, PIP. (2009). Pengantar Teori-Teori Sosial, dari Teori Fungsionalisme hingga Post-modernisme (Terjemahan). Jakarta: Yayasan Obor.

Kementerian Komunikasi dan Informatika.(2015). Buku Saku Hasil Survei Indikator TIK 2015, Rumah Tangga dan Individu. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Penyelenggaran Pos dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Nurhemi, dkk.(2015). Laporan Penelitian Kesiapan Tenaga Kerja Terampil Indonesia di Sektor Jasa dalam Menghadapi ASEAN Economy Community (AEC) 2015. Jakarta: Bank Indonesia.

Priambada, K & Maharta A.E. 2008. Outsourcing versus Serikat Pekerja, An Introduction to Outsourcing.Jakarta: Alihdaya Publishing.

Ritzer, George & Goodman, Douglas J.(2010). Teori Sosiologi, dari Teori Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Post- Modern (Edisi Terjemahan). Bantul: Kreasi Wacana.

Scoot, James.(2002). “Rational Choice Theory”. In Understanding Contemporary Society: Theories of Present, 126-138. Edited: Gary Browning, Abigail Halcli and Frank Webster. London: Sage Publication Ltd.

Tjandraningsih, Indrasari & Herawati, Rina. (2009).Menuju Upah Layak, Survei Upah Buruh Tekstil dan Garmen di Indonesia. Bandung: Akatiga dan Friedrich Ebert Stiftung.

Internet

“Menaker Minta Pekerja TIK Dilengkapi Sertifikasi Kerja.” http://www.republika.co.id/ berita/nasional/umum/15/02/02/nj5fuh-menaker-minta-pekerja-tik-dilengkapi-sertifikasi-kerja. Diakses 25 Maret 2015.

Workplacefundi. (2016). How Maslow can Transform your Outsourcing Initiative. http://

workplacefundi.com/ 2016/08/17/how-to-use-maslow-to-transform-your-outsourcing-initiative/. Diakses 25 Maret 2018.


DOI: https://doi.org/10.46807/aspirasi.v9i1.969

Refbacks

  • There are currently no refbacks.