Stunting : Studi Konstruksi Sosial Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan Terkait Gizi dan Pola Pengasuhan Balita di Kabupaten Jember

Weny Lestari, Lusi Kristiana, Astridya Paramita

Abstract

Indonesia’s rank in world was 5th on stunting case. 5 million of children under five (38.6 % from 12 milion) got stunting in Indonesia. The aims of this study were to descript the social construction of rural-urban community about the meaning of children’s health and illness, and the pattern of nurturing which was related to stunting. The study used qualitative’s method, datas collected with depth interview and observation partisipation. The study was conducted in rural-urban communities which had stunting cases in Jember (Kalisat and Jelbuk). The study was conducted in June to December 2013. The study showed that stunting were related to social construction. Difference social construction in rural-urban which constructed the meaning of healthy or illness and nuruturing the stunting’s children was affected by maternal education, early-age marriage, after marriage’s residence, responsibilities of nurturing, and valuable concept in community that causes the lack of knowledge about nutrition. The study concluded that stunting was not a single cause of heatlh’s problems, but it related to social construction. Causes lied in the distinction of social construction, patterns of communication and interpretation between health providers and community, so there was no meeting point for the success of nutritional improvement children under five’s programs.

Kejadian balita pendek (stunting) di Indonesia masih menempati urutan ke-5 di dunia. Terdapat lima Juta (38,6% dari 12 juta) Balita di Indonesia yang memiliki tinggi badan dengan kategori pendek. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konstruksi sosial masyarakat perdesaan dan perkotaan terkait pemaknaan sehat dan sakit pada balita, dan pola pengasuhan anak terkait dengan stunting. Metode penelitian adalah kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dan observasi partisipasi. Penelitian dilakukan di wilayah perkotaan (Kecematan Kalisat) dan perdesaan (Kecamatan Jelbuk) dengan kasus stunting tertinggi di Kabupaten Jember. Waktu penelitian adalah 7 bulan (Juni-Desember 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah stunting terkait erat dengan konstruksi sosial masyarakat. Terdapat perbedaan konstruksi sosial yang membentuk pemahaman sehat/sakit dan pola asuh balita stunting di perdesaan dan perkotaan di Jember. Konstruksi sosial tersebut dipengaruhi oleh pendidikan ibu, usia perkawinan dini, tempat tinggal setelah menikah, tanggung jawab pengasuhan balita, dan prioritas ekonomi pada masyarakat yang menyebabkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang gizi. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kejadian stunting bukan merupakan akibat tunggal masalah kesehatan balita, namun terkait erat dengan konstruksi sosial masyarakat. Penyebabnya terletak pada perbedaan konstruksi sosial yang dibangun, pola komunikasi dan pemaknaan antara tenaga kesehatan dengan masyarakat, sehingga tidak ada titik temu untuk keberhasilan program peningkatan gizi balita.


Keywords

Social Construction; Rural-Urban; Nurturing; Stunting

Full Text:

pdf

References

Buku

Butt, Leslie. 1998. The Social and Political Life of Infants among the Baliem Valley Dani, Irian Jaya. Dissertation. Montreal: McGill University.

Cockerham, William C. 1978. Medical Sociology. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall,Inc.

Craib, Ian. 1986. Teori-teori Sosial Modern. Dari Parsons sampai Habermas. Paul S. Baut dan T. Effendi (penterjemah). Jakarta: Rajawali.

Danandjaja, James. 1980. Kebudayaan Petani Desa Trunyan di Bali. Jakarta: Pustaka Jaya.

Foster, G.M., dan B.G. Anderson. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Unversitas Indonesia Press.

Geertz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Press.

Habsjah, Atashendartini. 1995. Sekelumit Kehidupan Kaum Perempuan Beserta Anaknya di Beberapa RT Kumuh Jakarta. Dalam T.O. Ihromi. Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: YOI.

Hewat, Roberta Jean Wilma.1998. Mother-Infant Interaction During Breastfeeding. A Comparison between Problematic and Nonproblematic Breastfeeders. Dissertation. Edmonton, Alberta: Alberta University.

Koentjaraningrat. 1979. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.

Noack, H. 1987. Concepts of health and health promotion. In: Abelin, T. et al., ed. Measurement in health promotion and protection. Copenhagen, WHO Regional Office for Europe (WHO Regional Publications, European Series, No. 22).

Peter L. Berger dan Thomas Luckman. 1990. Tafsir Sosial atas Kenyataan. Jakarta: LP3S.

Ritzer, George. 1988. Contemporary Sociological Theory. New York: Alfred A. Knopf.

Uyanga, Joseph T. 1980. A Geography of Rural Development in Nigeria. University Press of America.

Dokumen

Kementerian Kesehatan RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Jurnal

Adetunji, Jacob Ayo. 1995. Infant Mortality and Mother’s Education in Ondo State, Nigeria. Social Science Medicine. Vol. 40. No. 2.

Burchinal, Margaret R., dan Lauren Nelson. 2000. Family Selection and Child Care Experiences: Implications for Studies of Child Outcomes. Early Childhood Research Quarterly, Vol. 15, No. 3.

Menon, Purnima; Ruel, Marie T.; Morris, Saul Sutkover. Socioeconomic Differentials in Child Stunting Are Consistently Larger in Urban Than Rural Areas: Analysis of 10 DHS Data Sets. Food and Nutrition Bulletin, 2000; 21(3): 282-289.

Sudiman, H. Stunting atau Pendek : Awal Perubahan Patologis atau Adaptasi karena Perubahan Sosial Ekonomi yang Berkepanjangan?. Media Litbang Kesehatan, 2008; 18(1): 33-43.

Laporan

Departemen Kesehatan RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2008. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2011. Profil Kesehatan Propinsi Jawa Timur. Surabaya.

Kementerian Kesehatan RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Mahirawati, Vita K, et al. Konsumsi Energi Dan Protein Anak Umur 7 – 23 Bulan di Perkotaan dan Pedesaan di Indonesia. Laporan Penelitian Puslitbang Gizi Dan Makanan 2007 Badan Litbang Kesehatan, Kemkes. RI. Bogor. 2007.

Skripsi/Thesis/Disertasi

Clendon, Jillian Margaret 2009. Motherhood and the “Plunket Book”: A Social History. Dissertation. Auckland, NZ: Massey University.

Purnamasari, Y. 2012, Makna PHBS dalam Perawatan Balita pada Keluarga Pemulung (Studi Tentang Makna Perilaku Hidup Bersih Sehat dalam perawatan kesehatan balita pada keluarga pemulung TPA Benowo Surabaya), Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Wahdah, Siti. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 6-36 Bulan di Wilayah Pedalaman Kecamatan Silat Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Tesis. Yogyakarta : Program Pasca Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Surat Kabar

“42 Persen Anak Jatim Terancam Pendek”. Jawa Pos 20 Januari 2012. Surabaya.

Lain-lain

Hadiat. 20013. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Peraturan Presiden RI No. 42 Tahun 2013), Paparan Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan Pada Talkshow Gerakan Nasional 1000 HPK Jakarta, 18-20 Oktober 2013.


DOI: https://doi.org/10.46807/aspirasi.v9i1.985

Refbacks

  • There are currently no refbacks.